Judul : ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
link : ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep
merupakan pengertian dasar dari hal yang akan dilakukan. Konsep dapat
memberikan batasan pemahaman yang akan dipelajari. Munculnya masalah kesehatan
berawal dari masalah kesehatan yang berasal dari komunitas pada unit terkecil
dari masyarakat yaitu individu dan keluarga. Oleh karenanya, dengan mempelajari
konsep kebidanan komunitas, maka dapat memberi manfaat kepada bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan di komunitas sebagai pedoman alur pikir, dapat
memahami topik asuhan kebidanan di komunitas secara utuh, lebih memfokuskan
kepada masalah kebidanan yang ada di masyarakat, serta sebagai pembatas dan
pengendalian dalam memberikan asuhan kebidanan di komunitas yang berkualitas
dengan memperhatikan aspek budaya, upaya preventif, promotif, deteksi dini, dan
melakukan rujukan. Oleh karena itu akan mempercepat tercapainya kesehatan
masyarakat (Rita Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto, 2012: 04).
Sehubungan dengan hal tersebut
mahasiswa Diploma III Kebidanan SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA HUSADA BOJONEGORO mendapatkan tugas
melaksanakan kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas di Desa Sembung Kecamatan
Kapas Kabupaten Bojonegoro agar mahasiswa bisa menerapkan ilmu yang telah
diperoleh saat pembelajaran di bangku kuliah khususnya dalam mata kuliah
Kebidanan Komunitas.
Secara umum, dari hasil informasi
yang di peroleh masyarakat Desa Sembung masih
kurang mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan terutama dalam bidang PHBS.
Dalam hal ini mahasiswa berusaha agar pengetahuan masyarakat bisa meningkat
serta mampu berperan aktif dalam menjaga kesehatan individu maupun keluarga
sebagai upaya pencegahan penyakit.
1.2 Tujuan
1.2.1Tujuan
Umum
Membantu mengenal dan mengatasi
masalah yang muncul dalam keluarga Tn.”M”
1.2.2 Tujuan
Khusus
a.
Mengenal keluarga Tn.”M”
b.
Mahasiswa dan keluarga dapat mengidentifikasi
masalah kebidanan pada khususnya.
c.
Membantu menyelesaikan masalah kebidanan
komunitas (keluarga).
d.
Keluarga mampu mengubah perilaku hidup
agar lebih sehat dan bersih.
e.
Melaksanakan evaluasi kebidanan komunitas.
1.3 Manfaat
1.3.1Bagi keluarga
Binaan KK intensif.
1.
Membantu keluarga dalam mengidentifikasi
masalah.
2.
Meningkatkan peran serta anggota keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan keluarganya.
3.
Meningkatkan pengetahuan keluarga
mengenai kesehatan.
4.
Keluarga dapat melaksanakan Perilaku Hidup
Bersih Sehat secara baik dan benar setelah di lakukan pembinaan tentang kesehatan
pada keluarga Tn.”M”.
1.3.2Bagi
Mahasiswa
1.
Dapat menerapkan teori yang di dapat
dari akademi pada kehidupan masyarakat secara langsung.
2.
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
pengelolaan pelayanan kebidanan di masyarakat.
1.3.3Bagi
Masyarakat
1.
Meningkatkan perilaku kehidupan yang
sehat dalam lingkungan masyarakat.
2.
Menambah pengetahuan masyarakat di
bidang kesehatan khusunya bidang kebidanan.
1.3.4Bagi
Institusi
Menjadi salah satu sumber informasi sehingga dapat
digunakan sebagai refrensi oleh mahasiswa
dan institusi yang akan melakukan penelitian dengan masalah asuhan kebidanan
komunitas.
1.4 Metode
1.4.1
Metode yang digunakan yaitu:
1.
Inspeksi
2.
Wawancara ( Tanya jawab )
3.
Kunjungan rumah
1.5 Langkah Kerja
1.5.1
Langkah
yang digunakan untuk :
1.
Pendataan
2.
Pengkajian masalah
3.
Analisa masalah
4.
Pemberian penyuluhan atau pembinaan KK intensif
5.
Evaluasi
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1
Pengertian dan
Konsep Dasar Kebidanan Komunitas
Para ahli
mendefinisikan komunitas atau masyarakat dari sudut pandang yang berbeda. WHO
(1974) mendefinisikan komunitas sebagai kelompok social yang ditentukan oleh
batas-batas wilayah, nilai-nilai kenyakinan dan minat yang sama, serta adanya
saling mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dengan
yang lainnya. Sedangkan Spradly (1985) mendefinisikan komunitas sebagai
sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman yang penting didalam hidupnya
(Syafrudin, SKM, M.Kes, 2009 : 01).
Saunders (1991)
mendefinisikan komunitas sebagai tempat atau kumpulan orang atau system social.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komunitas terdiri dari kelompok
individu yang tinggal pada wilayah tertentu, yang memiliki nilai-nilai
keyakinan dan minat relative sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan. Selain itu, komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan
kesehatan. Untuk mencapai kesehatan komunitas, komunitas tersebut harus
dilibatkan secara aktif (Syafrudin, SKM, M.Kes, 2009 : 01).
Komunitas
berasal dari bahasa latin yaitu “communitas”
yang berarti “kesamaan”, juga “communis”
yang berarti “sama, public, ataupun
banyak. Istilah “community” dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”,
istilah yang menunjuk pada warga menunjuk pada warga sebuah desa, kota, suku,
atau bangsa (Niken Meilani, 2009 : 01).
Menurut WHO,
komunitas sebagai suatu kelompok social yang ditentukan oleh batas-batas
wilayah, nilai-nilai keyakinandan minat yang sama, serta ada rasa saling
mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu sama lainnya (Niken
Meilani, 2009 : 01).
Pelayanan
kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap
masalah kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga dan masyarakat.
Ciri-ciri masyarakat sehat :
a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk
hidup sehat.
b. Mengatasi masalah kesehatan sederhana
melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, dan pemulihan
kesehatan, terutama untuk ibu dan anak.
c. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan
terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup.
d. Peningkatan status gizi masyarakat
berkaitan dengan peningkatan status social ekonomi masyarakat.
e.
Penurunan angka kesakitan dan kematian
dari berbagai sebab dan penyakit.
(Niken
Meilani, 2009 : 01).
Kebidanan komunitas merupakan
gabungan dari beberapa istilah, yaitu bidan di komunitas, kebidanan, komunitas,
keluarga, kebidanan komunitas, dan pelayanan kebidanan komunitas (Rita Yulifah
dan Tri Johan Agus Yuswanto, 2014 : 2).
Istilah bidan
mengandung beberapa makna diantaranya sebagai berikut.
1. Seorang
perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang memiliki kopetensi dan
kualifikasi untuk diregister, sertifikat, dan lisensi untuk praktik.
2.
Profesional
yaitu bertanggung jawab dan akuntabel.
3. Mitra
perempuan, yaitu sebagai mitra perempuan, bidan harus dapat memperdayakan,
memberi dukungan, dan nasihat sepanjang siklus kesehatan reproduksi kesehatan
perempuan.
4. Provider, yaitu dalam memberikan asuahan kebidanan melaukan upaya
preventif, promotif, pemberian layanan esensial normal, melakukan deteksi dini
komplikasi, melaksanakan dan memberikan tindakan kegawatdaruratan, serta
mempunyai tugas penting memberikan konseling dan pendidikan kesehatan (Rita
Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto, 2012: 03).
Bidan
di komunitas adalah bidan yang bekerja
memberikan pelayanan kepada keluarga dan masyarakat disuatu wilayah tertentu
(Rita Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto, 2014 : 2).
Kebidanan,
istilah kebidanan mencakup segala pengetahuan yang dimiliki bidan dan bentuk-
bentuk kegiatan pelayanan yang dilakukan dengan tujuan untuk menyelamatkan ibu
dan bayi (Rita Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto, 2014 : 2).
Komunitas
(community) berasal dari bahasa
latin, yaitu cummunitas/ communis
yang berarti kesamaan, publik, atau banyak. Komunitas mempunyai arti masyarakat
terbatas yang mempunyai persamaan nilai (values),
perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas- batas geografis yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah melembaga. Misalnya kelompok ibu hamil, ibu nifas, kelompok
bayi, dan kelompok balita (Rita Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto,2014 : 2).
Masyarakat
adalah sekelompok manusia yang telah hidup saling berinteraksi dan bergantung
serta bekerja sama untuk mencapai tujuan. Keluarga mencakup sekelompok individu
yang berhubungan erat secara terus menerus menjadi interaksi satu sama lain baik
secara perorangan maupun secara bersama. (Rita Yulifah dan Tri Johan Agus
Yuswanto,2014 : 3).
Kebidanan
komunitas adalah bentuk- bentuk pelayanan kebidananan yang dilakukan di luar
bagian atau pelayanan berkelanjutan yang diberikan di rumah sakit dengan
menekankan kepada aspek- aspek psikososial budaya yang ada dimasyarakat (Rita
Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto, 2014 : 3).
Pelayanan
kebidanan komunitas merupakan upaya yang dilakukan oleh bidan dalam memecahkan
masalah kesehatan reproduksi perempuan, bayi, serta balita secara individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan menggunakan pendekatan menejemen
pelayanan kebidanan di komunitas (Rita Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto, 2014
: 3).
Pelayanan
kebidanan komunitas juga merupakan subsistem dari sistem pelayanan kesehatan
yang meliputi pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier yang dilakukan
secara mandiri dengan kolaborasi dan / atau merujuk (Rita Yulifah dan Tri Johan
Agus Yuswanto, 2014 : 3).
2.2
Data Umum
2.2.1
Data Geografi
1.
Desa Sembung RT
01- RT 10
Merupakan
salah satu Desa yang termasuk di pinggiran kota Bojonegoro.
Berada di dataran rendah dan terdiri dari pemukiman umum dan
sawah tadah hujan.
2.
Luas
Wilayah : 123,60- km2
3.
Batas Wilayah :
a.
Sebelah utara : Desa Pacul
b.
Sebelah selatan
: Desa Bangilan
c.
Sebelah barat : Desa Ngumpakdalem
d.
Sebelah timur : Desa Tanjungharjo, Wedi
2.2.2
Data Demografi
1.
Jumlah Penduduk :Laki-laki : 777 orang
:Perempuan :768 orang
2.
Kepala Keluarga
(KK) :Laki-laki :438 KK
:Perempuan
:46 KK
3.
Kewarganegaraan
a.
WNI laki-laki : 777 jiwa
b.
WNI perempuan : 768
jiwa
c.
WNA laki-laki : -
d.
WNA perempuan : -
4.
Agama
Semua
warga Desa Sembung beragama Islam
a.
Jumlah Penduduk
Menurut Umur
Tabel 2.1 Jumlah penduduk
menurut umur dan jenis kelamin di Desa Sembung tahun 2016.
No
|
Usia
|
Laki-laki
(jiwa)
|
Perempuan
(jiwa)
|
Jumlah
|
1
|
0 -4 Tahun
|
41
|
47
|
88 orang
|
2
|
5 - 9 Tahun
|
50
|
56
|
106 orang
|
3
|
10 – 14 Tahun
|
61
|
61
|
122 orang
|
4
|
15 – 19 Tahun
|
56
|
55
|
111 orang
|
5
|
20 – 24 Tahun
|
53
|
48
|
101 orang
|
6
|
25 – 29 Tahun
|
55
|
53
|
108 orang
|
7
|
30 – 34 Tahun
|
51
|
54
|
105 orang
|
8
|
35 – 39 Tahun
|
49
|
55
|
104 orang
|
9
|
40 – 44 Tahun
|
59
|
62
|
121 orang
|
10
|
45 – 49 Tahun
|
55
|
54
|
109 orang
|
11
|
50 – 54 Tahun
|
57
|
50
|
107 orang
|
12
|
55 – 59 Tahun
|
58
|
50
|
108 orang
|
13
|
60 – 64 Tahun
|
46
|
40
|
86 orang
|
14
|
65 ke atas
|
86
|
83
|
169 orang
|
Jumlah Total
|
777
|
768
|
Orang
|
Sumber : pendataan oleh mahasiswa
Kesimpulan :
Dari data diatas dapat disimpulkan penduduk Desa Sembung terbanyak adalah usia 65 tahun ke atas.
b.
Jumlah Penduduk
Menurut Mata Pencaharian
Tabel 2.2 Jumlah penduduk
menurut mata pencaharian di Desa Sembung Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro
No.
|
Mata Pencaharian
|
Jumlah
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
ABRI
Pensiunan
Pengusaha
Pengrajin
Petani
Pedagang
Buruh
Lain-lain
|
12 Jiwa
24 jiwa
5 jiwa
15 jiwa
2 jiwa
2 jiwa
274 jiwa
6 jiwa
104 jiwa
353 jiwa
|
Jumlah
|
797 Jiwa
|
Sumber : pendataan oleh mahasiswa
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat
Pendidikan
Tabel 2.3 Jumlah penduduk
menurut tingkat Pendidikandi Desa Sembung kecamatan Kapas kabupaten Bojonegoro
No.
|
Tingkat Pendidikan
|
Jumlah
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Tidak sekolah /tidak tamat SD
Tamat SD/sederajat
Tamat SLTP/sederajat
Tamat SLTA/sederajat
Tamat Perguruan Tinggi / akademi
Tamat Pasca Sarjana
|
-
389
406
280
69
4
|
Jumlah
|
148
|
Sumber : pendataan
oleh mahasiswa
c.
Latar Belakang
Social Budaya
1)
Kebiasaan ibu
meneteki masih mempunyai kebiasaan tarak terhadap makanan tertentu (telur,
ayam, ikan laut, dll) sehingga merugikan ibu maupun anaknya.
2)
Pengetahuan
kesehatan pada masyarakat umumnya kurang tebukti dari hasil pendataan banyak
rumah yang belum PHBS.
3)
Sebagian
masyarakat Desa Sembung belum mempunyai WC.
d.
Fasilitas Umum
1)
Sarana
peribadatan
Masjid :
1
Mushola :
5
2)
Sarana
perhubungan
Jalan beraspal dan sebagian berpaving bisa dilalui kendaraan roda
empat maupun roda dua.
3)
Sarana
pendidikan
TK :
1
SD :
1
MI :
-
SMP :
-
SMA :
-
4)
Sarana umum
Pasar :
-
e.
Fasilitas
Khusus
1) Balai desa :
1
2) Polindes :
1
3) Posyandu :
2
2.3 Data Khusus
2.3.1Sasaran program KIA (Hasil Pendataan)
1.
Ibu
hamil/bersalin :
16
2.
Ibu menyusui : 6
3.
Bayi :
1
4.
Balita :
39 balita
5.
Apras :
49 anak
6.
PUS :
272 jiwa
7.
WUS :
55 jiwa
8.
Jumlah lahir
hidup :
16 jiwa
9.
Jumlah lahir
mati :
-
2.3.2Sasaran Program KB : 272 jiwa
2.3.3Sarana Kesehatan Lingkungan
1.
MCK Keluarga : 463 KK
2.
MCK Umum : 0 KK