Judul : MAKALAH “ PENGAMBILAN SPESIMEN DALAM PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI “
link : MAKALAH “ PENGAMBILAN SPESIMEN DALAM PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI “
MAKALAH “ PENGAMBILAN SPESIMEN DALAM PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI “
MAKALAH
“ PENGAMBILAN
SPESIMEN DALAM PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI “
![]() |
Pembimbing:
Drg. Ratih Damayanti, CHt
DISUSUN OLEH :
Ulfi Nur Dewi (01415011)
STIKES INSAN CENDEKIA HUSADA
BOJONEGORO
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pengambilan Spesimen dalam Pemeriksaan
Mikrobiologi”.
Dalam menyusun makalah ini kami
tidak dapat lepas dari kesalahan namun berkat dorongan, didikan dan bimbingan
dari semua pihak, maka kami dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kami
sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
Ibu drg. Ratih Damayanti, CHt selaku
dosen Biologi di STIKES
ICSADA Bojonegoro.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Untuk penyempurnaan kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
Bojonegoro, 30 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... ..iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................................................... .1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
C. Tujuan
Penulisan....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengambilan
spesimen darah.................................................................................... 2
B.
Pengambilan spesimen Urine.................................................................................... 5
C.
Pengambilan spesimen Feses.................................................................................... 6
D.
Pengambilan spesimen Sputum................................................................................ 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................8
B. Saran......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekarang ini, banyak penyakit yang
bertambah dan merajalela dalam kehidupan masyarakat. Akan tetapi, penyakit
infeksi tetap menjadi primadona penyakit yang paling sering menyerang manusia.
Penyakit infeksi yang ditimbul
sering diakibatkan mikroorganisme yang bersifat patogen. Dalam pemeriksaan
penyakit infeksi, biasanya dilakukan pemeriksaan fisik dan anamnese guna
menemukan etiologi penyakit. Cara lain dalam menegakkan diagnosa guna menemukan
mikroorganisme apa yang menjadi penyebab suatu penyakit adalah dengan cara
pemeriksaan spesimen.
Oleh karena itu, bagi orang yang
berprofesi dalam bidang kesehatan, misalnya dokter,Perawat, Bidan harus
mengetahui dan memahami betul cara pengambilan spesimen. Sebagai mahasiswi,
tentunya juga harus memahami betul cara pengelolaan/penanganan spesimen.Yang
harus diperhatikan dalam hal pengelolaan spesimen adalah: Cara Pengambilan
spesimen.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
cara pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium?
2.
Bagaimana
prosedur pelaksanaannya ?
3.
Apa tujuan
pengambilan urin?
4.
Bagaiman
acara pengambilan urin?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk
mengetahuai cara pengambilan darah, urine,feses dan sputum.
2.
Untuk
mengetahui prosedur pelaksanaan pengambilan darah .
3.
Untuk
mengetahui tujuan pengambilan darah,urine,feses dan
sputum pada pasien.
4.
Untuk memberikan hasil yang akurat dalam pemeriksaan
secara makroskopis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengambilan Spesimen Darah
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan dengan bahan atau spesimen darah.
Beberapa pemeriksaan berikut ini menggunakan spesimen darah, antara lain:
1.
Serum glutamik piruvik transaminase
(SGPT) atau alanin amoniotransferase.
Pemeriksaan
SGPT dilakukan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler.
Cara:
a. Ambil
darah ± 5-10 ml dari vena.
b. Masukkan
pada tabung atau botol.
c. Hindari
hemolisis.
d. Berikan
label nama dan tanggal.
(Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:192)
2.
Albumin.
Pemeriksaan
albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang disintesis oleh
hepar. Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan adanya gangguan hepar seperti
sirosis, luka bakar, gangguan ginjal, atau kehilangan protein dalam jumlah yang
banyak.
Cara:
a. Ambil
darah ± 5-10 ml dari vena.
b. Masukkan
pada tabung atau botol.
c. Berikan
label nama dan tanggal.
(Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:192)
3.
Asam Urat.
Pemeriksaan
asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, anemia asam folat,
luka bakar, dan kehamilan. Terjadi peningkatan asam urat dapat diindikasikan
penyakit seperti leukemia, kanker, eklamsia berat, gagal ginjal, malnutrisi,
dan lain-lain.
a. Ambil
darah ± 5-7 ml dari vena.
b. Masukkan
pada tabung atau botol.
c. Berikan
label nama dan tanggal.
(Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:192)
4.
Bilirubin (total, direct, dan indirect)
Pemeriksaan
bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin. Pemeriksaan pada
bilirubin direct, dilakukan untuk
mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh karena batu atau neoplasma,
hepatitis, dan sirosis. Pada bilirubin indirect,
pemeriksaan dapat mendeteksi adanya anemia, malaria, dan lain-lain.
Cara:
a. Ambil
darah ± 5-10 ml dari vena.
b. Masukkan
pada tabung atau botol.
c. Hindari
hemolisis.
d. Berikan
label nama dan tanggal.(Musrifatul
Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:192)
5.
Estrogen.
Pemeriksaan
estrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium, gejala menopause dan
pasca menopause, serta stres psikogenik. Peningkatan nilai estrogen dapat
menunjukkan indikasi adanya tumor ovarium, adanya kehamilan, dan lain-lain.
Cara:
a. Ambil
darah ± 5-10 ml dari vena.
b. Masukkan
pada tabung atau botol.
c. Berikan
label nama dan tanggal.
(Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:193)
6.
Gas Darah arteri.
Pemeriksaan
gas darah arteri dilakukan untuk mendeteksi gangguan keseimbangan asam basa
yang disebabkan oleh karena gangguan respiratorik atau gangguan metabolik.
Cara:
a. Ambil
darah ± 1-5 ml dari arteri, dengan spuit
dan jarum berisikan heparin.
b. Berikan
label nama dan tanggal.
(Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:193)
7.
Gula Darah Puasa.
Pemeriksaan
gula darah puasa dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes atau reaksi
hipoglikemik.
Cara:
a. Ambil
darah ± 5-10 ml dari vena.
b. Masukkan
pada tabung atau botol.
c. Puasakan
makan dan minum 12 jam sebelum pemeriksaan. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:193)
8.
Gula Darah Postprandial.
Pemeriksaan
gula darah postprandial bertujuan
untuk mendeteksi adanya diabetes atau reaksi hipoglikemik. Pemeriksaan
dilakukan setelah makan.
Cara:
a. Ambil
darah ± 5-10 ml dari vena 2 jam setelah
makan pagi atau siang.
b. Masukkan
ke dalam tabung atau botol.
(Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:193)
9.
Gonadotropin korionik manusia (Human Chorionic Gonadotropin-HCG)
Pemeriksaan
HCG dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan karena HCG adalah hormon yang
diproduksi oleh plasenta.
Cara:
a. Ambil
darah ± 5-10 ml dari vena.
b. Masukkan
pada tabung atau botol.
c. Hindari
hemolisis.
d. Berikan
label nama dan tanggal.
(Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:193)
10.
Hematokrit.
Pemeriksaan
hematokrit dilakukan untuk mengukur konsentrasi sel-sel darah merah dalam
darah. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi adanya anemia, kehilangan darah, gagal
ginjal kronis, serta defisiensi vitamin B dan C. Apabila terjadi peningkatan
hematokrit dapat diindikasikan adanya dehidrasi, asidosis, trauma, pembedahan,
dan lain-lain.
Cara:
a. Ambil
darah ± 7 ml dari vena.
b. Masukkan
pada tabung atau botol.
c. Berikan
label nama dan tanggal.
(Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:193-194)
11.
Hemoglobin.
Pemeriksaan
hemoglobin dilakukan untuk mendeteksi adanya anemia dan penyakit ginjal.
Peningkatan hemoglobin dapat menunjukkan indikasi adanya dehidrasi, penyakit
paru-paru obstruksi menahun, gagl jantung kongestif, dan lain-lain.
Cara:
a. Ambil
darah ± 5-10 ml dari vena.
b. Masukkan
pada tabung atau botol.
c. Hindari
hemolisis.
d. Berikan
label nama dan tanggal.
(Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:194)
12.
Trombosit.
Pemeriksaan
trombosit dilakukan untuk mendeteksi adanya trombositopenia yang berhubungan
dengan perdarahan, dan trombositosis yang menyebabkan peningkatan pembekuan.
Cara:
a. Ambil
darah ± 5 ml dari vena.
b. Masukkan
pada tabung atau botol.
c. Berikan
label nama dan tanggal.
(Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:194)
13.
Masa Tromboplastin parsial (Partial Tromboplastin Time-PPT), masa
tromboplastin parsial teraktivasi (Activation
Partial Tromboplastin Time-APTT).
Pemeriksaan
PTT/APTT bertujuan untuk mendeteksi variasi trombosit, memonitor terapi
heparin, dan mendeteksi defisiensi faktor pembekuan kecuali faktor VII dan
VIII.
Cara:
a. Ambil
darah ± 7-10 ml dari vena.
b. Lakukan
Pengambilan 1 jam sebelum pemberian dosis heparin.
c. Masukkan
pada tabung atau botol.
d. Berikan
label nama dan tanggal.
(Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:194)
14.
Pemeriksaan lain yang menggunakan
spesimen darah antara lain pemeriksaan kadar elektrolit dalam darah, masa
protombin, progesteron, prolaktin, serum keratinin, kortisol, kolesterol, T3,
T4, dan lain-lain. (Musrifatul
Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:194)
B.
Pengambilan Spesimen Urine
Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau
spesimen urine. Adapun pemeriksaannya dapat dilakukan antara lain:
1. Asam Urat.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi berbagai
kelainan pada penyakit ginjal, eklamsia, keracunan timah hitam, leukemia dengan
diet tinggi purin, ulseratif kolitis, dan laini-lain.
Cara:
a.
Tampung urine
24 jam dan masukkan ke dalam botol atau tabung.
b.
Berikan label
nama dan tanggal pengambilan.
(Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:195)
2. Bilirubin.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit
obstruktif saluran empedu, penyakit hepar, kanker hepar, dan lain-lain.
Cara:
a.
Gunakan
Ictotet atau tablet bili-labstex untuk pemeriksaan bilirobiuria.
b.
Teteskan urine
± 5 tetes pada tempat pemeriksaan asbestos-cellulosa.
c.
Masukkan
tablet dan tambahkan 2 tetes air.
d.
Hasil positif
jika warna biru atau ungu.
e.
Hasil negatif
jika berwarna merah. (Musrifatul
Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:195)
3. Human Chorionic Gonadotropin (HCG).
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya
kehamilan karena HCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta.
Cara:
a.
Anjurkan puasa
8-12 jam cairan.
b.
Ambil urine 60
ml, kemudian lakukan pengumpulan selama 24 jam.
c.
Berikan label nama dan tanggal. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:195)
4. Pemeriksaan lain yang menggunakan spesimen urine
antara lain pemeriksaan urobilinogen untuk menentukan kadar kerusakan hepar,
penyakit hemolisis, dan infeksi berat, pemeriksaan urinealisis digunakan untuk
menentukan adanya berat jenis, kadar glukosa, keton, dan lain-lain. Pemeriksaan
kadar protein dalam urine untuk menentukan kadar kerusakan glomerulus.
Pemeriksaan pregnadion dalam urine untuk menentukan adanya gangguan dalam
menstruasi dan menilai adanya ovulasi, serta pemeriksaan lainnya. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:195)
C. Pengambilan Spesimen Feses
Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman
seperti salmonella, Shigella, Escherichia
coli, Staphylococcus, dan lain-lain. (Musrifatul
Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:195)
Persiapan
dan Pelaksanaan:
1.
Tampung bahan dengan gunakan spatel
steril.
2.
Tempatkan feses dalam wadah steril dan
ditutup.
3.
Feses jangan dicampur dengan urine.
4.
Jangan diberikan Barium atau minyak
mineral yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
5.
Berikan label nama dan tanggal
pengambilan bahan pemeriksaan.
(Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:196)
C. Pengambilan Spesimen Sputum
Pemeriksaan dengan bahan sekret atau sputum dilakukan untuk mendeteksi
adanya kuman seperti tuberkulosis pulmonal, pneumonia bakteri, bronkhitis
kronis, bronkhietaksis.
Persiapan dan Pelaksanaan:
1. Siapkan wadah dalam keadaan steril.
2. Dapatkan sputum pada pagi hari sebelum makan pagi.
3. Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan
sputum.
4. Pertahankan agar wadah dalam keadaan tertutup.
5. Bila kultur untuk pemeriksaan BTA (bakteri tahan
asam), ikut instruksi yang ada pada botol penampung. Biasanya diperlukan 5-10
cc sputum, yang dilakukan selama tiga hari berturut-turut. (Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul Hidayat,2008:196)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kita sebagai
mahasiswa yang belajar di sekolah tinggi ilmu kesehatan harus memahami prosedur
pengambilan spesimen dengan cara yang tepat sesuai dengan tujuan pengambilan
spesimen, apakah untuk pemeriksaan dalam bidang mikrobiologi/patologi
klinik/patologi anatomi/parasitologi.
B.
Saran
Agar tujuan kita tercapai sebaiknya kita
belajar dengan giat dan tidak mengabaikan aturan dan norma-norma yang berlaku
agar segala yang kita harapkan dapat tercapai dengan maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Uliyah Musrifatul dan A. Aziz Alimatul
Hidayat. 2008. Keterampilan Dasar Praktik
Klinik. Jakarta. Salemba Medika.