Clock

TEORI KEBIDANAN MENURUT ELA JOY LERHMAN


Judul : TEORI KEBIDANAN MENURUT ELA JOY LERHMAN
link : TEORI KEBIDANAN MENURUT ELA JOY LERHMAN


TEORI KEBIDANAN MENURUT ELA JOY LERHMAN



TEORI KEBIDANAN  MENURUT  ELA JOY  LERHMAN


A.    PENGERTIAN

Di inggris dan tempat lain , dilakukan sejumlah penelitian terhadap kehailan dan perawata antenatal (Field, 1990). Robinson dkk., (1983 dan 1985) dalam teorinya tentang kebidanan mengemukakan secara komprehensif ilmu pengobatan dan pekerjaan seorang bidan, seperti pemeriksaan perut , cara menyusui yang benar, serta perawatan keshatan selama kehamilan.Dalam pelajaran ilmu kebidanan diperlukan demonstrasi supaya siswa bisa melakukan praktik / latihan tentang perwatan pada watita usia subur dan membedakannya dengan nilai – nilai dari perawatan antenatal itu sendiri ditinjau dari segi spesialisasi obstetri.Hubungan antara faktor resiko, efektifitas perawatan antenatal, dan faktor psikis ibu hamil memegan peranan penting pada pola perawatan antenatal.

Pertanyaan penting dari pelajaran tersebut adalah apa saja komponen perwatan prenatal yang harus dikuasai oleh bidan ( Lehrman, 1981 ). Lehrman dalam perkembangan komponen dari konsep-konsep praktik kebidanan telah mengombinsikan teori induktif dan deduktif yang merupakan suatu pendekatan untuk mengembangkan teori yang telah dikembangkan oleh Glases dan Strauss pada 1967
( Field dan Morse, 1985 ).Dalam teori ini Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan.Sebagai tambahan, Lehrman telah menguji penemuan literatur selama 25 tahun yng telah ditulis bidan .Artikel tersebut berisi tentang aspek – apek praktik kebidanan dan sebagai hasilnya ditemukan delapan askep kebidanan
(Lehrman, 1981).Oleh karena itu Lehrman harus bisa menunjukkan (mendemostrasikan) konsep – konsep tersebut dengan benar.

Lehrman mengemukakan  8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :
1.  Kontinuitas perawatan
Seorang bidan harus memeberikan asuhan kepada wanita secara terus-menerus mulai dari awal kehamilan, persalinan, nifas dan post artum agar klien dapat melewati masa-masa ini dengan baik.

2. Fokus Perawatan Keluarga
Keluarga adalah salah satu pusat asuhan yang sangat penting karena keluarga adalah orang terdekat klien yang dapat memantau kien secara terus menerus, sehingga dalam hal ini seorang bidan harus mempunyai komunikasi yang baik dengan keluarga terutama memeberikan asuhan-asuhan yang dapat membantu sang ibu menjalani asuhan-asuhan tersebut di rumah pada saat sang bidan tidak dapat memantau seara langsung, keluargalah yang berperan.

3.       Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari perawatan
Memberikan informasi kepada klien adalah salah satu bentuk asuhan yang sangat penting. Selain itu, konseling juga merupakan bagian yang sangat penting dalam pemberian asuhan kepada klien. Konseling bertujuan agar bidan dan klien dapat memahami satu sama lain, sehingga bidan dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan kebutuhan klien.

4.       Non Intervensi Perawatan
Artinya dalam pelayanan atau memberi asuhan, pelayan kesehatan tidak memberikan asuhan yang tidak seharusnya. Maka dalam hal ini sang bidan harus mulai menganalisa, mengkaji dan memebrikan asuhan yang sesuai.

5.       Fleksibilitas Perwatan
Penerapnnya adalah seorang bidan dalam melakukan praktiknya tidak boleh kaku saat melakukan tindakan atau pada saat memeberikan asuhan, agar pasien merasa nyaman dengan tindakan yang bidan lakukan.


6.       Partisipasi Perawatan
Dalam memebrikan asuhan, seorang pelayan kesehatan atau bidan harus ikut berpatisipasi atau terlibat dalam melaksanankan asuhan. Contohnya dengan membantu sang ibu untuk memberi nutrisi yang baik untuk janin dengan memebrikan beberapa makanan bergizi atau bisa juga dengan membantu sang ibu memandikan bayi. Intinya adalah pelayan kesehatan atau bidan tidak hanya menyampaikan teori-teori saja tapi juga harus terlibat dalam praktik asuhan tersebut.

7.       Advokasi klien
Tenaga kesehatan menerapkan teori ini dengan selalu memeberikan inform consent atau oersetujuan sebelum melakukan tindakan kepada klien sehingga ada persetujuan dari kedua belah pihak .

8.       Waktu
Seorang bidan yang profesional akan selalu memberikan pelayanan atau asuhan tanpa mengenal waktu dan bidan tersebut mampu meyelesaikan asuhannya sesuai dengan batas waktu atau tepat waktu agar asuhan-asuhan yang diberikan tidak tertunda-tunda.

Tabel. Analisis kategori aspek – aspek praktik kebidanan.
Aspek
Kunjungan
(%)
Rata – Rata Kunjungan (%)
Rata – Rata Semua Kunjungan
Waktu
100,0
23,7
23,7
Kontinuitas Perawatan
97,5
1,2
1,1
Pendidikan dan Konseling Perawatan
82,5
6,0
4,9
Perawatan Non-Intervensi
52,5
1,7
0,9
Partisipasi Perawatan
47,5
1,6
0,8
Fleksibilitas Perwatan
42,5
1,5
0,6
Advokasi Klien
30,0
1,9
0,6
Fokus Pelayanan Keluarga
72,5
2,5
1,9



B.   PENERAPAN PELAYANAN ANTENATAL  ATAU  PEMBERIAN ASUHAN KEBIDANAN

1.      KEHAMILAN

Masa kemahilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dhitung dari hari pertama haid terakhir.Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional ibu serta perubahan sosial dalam keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilakn kelahiran bayi sehat, cukup bulan, melalui jalan lahir (normal), namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kelahiran normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa drinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.

Tujuan asuhan antenatal adalah :
1.      Memperhatiakan perkembangan kemhamilan demi kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi.
3.      Mengenali sejak dini ketidaknormalan atau komplikasi yang terjadi pada kehamilan ibu.
4.       Mempersiapkan proses persalinan yang cukup bulan, normal dan keselamatan ibu dan bayi.
5.       Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan ibu dapat memberikan ASI eklusif.
6.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar bayi dapat tumbuh secara normal.


Contoh Kasus :

Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa kehamilan ibu A adalah :

a)      Mengumpulkan data-data dari ibu A, seperti :
· Biodata
· Riwayat kehamilan
· Riwayat kebidanan
· Riwayat kesehatan dahulu dan sekarang
· Riwayat sosial ekonomi

b)      Melakukan pemeriksaan fisik, contohnya :
· Tekanan darah
· Denyut jantung ibu A
·Gerakan janin

c)      Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan darurat, seperti :
· Mempersiapkan pertolongan dan tempat kelahiran serta keuangan untuk      persiapan persalinan.
· Mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi seperti, tempat dan    transportasi ke tempat rujukan, mempersiapkan donor darah, finansial, dan memilih pembuat keputusan jika pihak pertama tidak ada ditempat.

d)     Memberi konseling pada ibu A tentang gizi, perubahan fisiologi, menginformasikan pada ibu A untuk mencari pertolongan segera pada saat mendapati tanda-tanda bahaya, merencanakan dan mempersiapakn kelahiran yang bersih dan aman di rumah, menjaga kebersihan diri.

2.      PERSALINAN

Persalian adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan yang normal adalah jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya penyulit.Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa persalinan ibu A adalah :

  1. Membantu ibu dalam persalinan jika ibu terlihat gelisah
  2. Memberi dukungan emosional pada ibu.
  3. Memberikan informasi atas kemajuan persalinannya.
  4. Memeberikan perhatian yang lebih kepada ibu.
  5. Menyarankan ibu untuk sering berjalan.
  6. Melibatkan suami atau ibunya untuk memberi semangat sang ibu.
  7. Mengajarkan teknik bernafas.
  8. Memberi minum yang cukup kepada ibu agar kebutuhan energinya tercukupi dan mencegah dehidrasi.
  9. Bidan harus melakukan pemantauan sesering mungkin hingga bayi dilahirkan.

3.      MASA NIFAS

Masa nifas dimulai beberapa jam setelah lahirnya janin dan mencakup 6 minggu berikutnya.Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa nifas kepada ibu A adalah :

a.       Membersihkan bayi yang sudah dilahirkan.
b.       Mendekatkan bayi kepada ibu A.
c.       Menganjurkan ibu A untuk memeberi ASI awal kepada bayinya.
d.      Memastikan ibu A mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat
e.       Memastikan ibu A dapat menyusui bayinya dengan baik.
f.       Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
g.       Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau bayinya.
h.      Memberikan konseling untuk KB
i.        Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri


Kesimpulan :

Dari pembahasan kasus ibu A diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan kebidanan antenatal pada ibu A harus diberikan sesuai dengan prosedur masing-masing tahap (kehamilan, persalinan dan nifas) dengan melibatkan keluarga dan masyarakat. Sehingga asuhan yang diberikan benar dan bermanfaat.












DAFTAR PUSTAKA


Nurhayati,Apriyana, Anita Bustani, Konsep Kebidanan, Bandar Lampung, Salemba Medika



2 komentar

Author
avatar

Menarik untuk para benttor, Jadi Tunggu Apa lagi Daftar kan Diri Anda Sekarang Juga Bersama Kami :

https://fastbet99.top/

https://solaire99.id/

https://fontana99.id/

http://fortunebet99.cc/

https://hokijudi99.id/

https://markasjudi.id/

https://starbet99.id/

https://hokibet99.id/

https://nexiabet.id/

http://rfbet99.cc/

Menang atau Kalah Tetap Dapat Bonus Boss ku ^_^

Balas
Author
avatar
Balas