Clock

MAKALAH “PANTANGAN MAKANAN PADA IBU MENYUSUI BERKAITAN DENGAN GIZI ASI“


Judul : MAKALAH “PANTANGAN MAKANAN PADA IBU MENYUSUI BERKAITAN DENGAN GIZI ASI“
link : MAKALAH “PANTANGAN MAKANAN PADA IBU MENYUSUI BERKAITAN DENGAN GIZI ASI“


MAKALAH “PANTANGAN MAKANAN PADA IBU MENYUSUI BERKAITAN DENGAN GIZI ASI“




MAKALAH

PANTANGAN MAKANAN PADA IBU MENYUSUI BERKAITAN DENGAN GIZI ASI


 
Pembimbing:
Hasan Bisri, S.E, M.SA

DISUSUN OLEH :
Ulfi Nur Dewi      (01415011)

PRODI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA HUSADA BOJONEGORO
TAHUN AKADEMIK 2014/2015

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pantangan Makanan Pada ibu menyusui yang berkatan dengan gizi ASI”.
Dalam menyusun makalah ini kami tidak dapat lepas dari kesalahan namun berkat dorongan, didikan dan bimbingan dari semua pihak, maka kami dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
Bapak Hasan Bisri, SE, MSA selaku dosen Ilmu Sosial Budaya Dasar di STIKES ICSADA Bojonegoro.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk penyempurnaan kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.










Bojonegoro, 30 Oktober 2014


Penyusun





DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.       Latar belakang........................................................................................................... 1
1.2.       Rumusan Masalah..................................................................................................... 1

BAB II ANALISA TEORI
2.1.        Pengertian ASI......................................................................................................... 2
2.2.        Pengertian Nutrisi atau Gizi................................................................................... 2

BAB III METODOLOGI
3.1.        Metode Penelitian.................................................................................................... 4
3.2.        Pelaksanaan............................................................................................................. 4

BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1.        Metode Kebudayaan Pantangan Makanan Pada Ibu Menyusui........................ 5
4.2.        Nutrisi dan Gizi Yang Seharusnya Diperlukan Oleh Ibu Menyusui.................. 5

BAB V PEMBAHASAN
5.1.        Kebutuhan Gizi Pada Ibu Menyusui..................................................................... 7
5.2.        Mitos Seputar Makanan Pada Ibu Menyusui....................................................... 9

BAB VI PENUTUP
6.1.        Ringkasan................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12




 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan gizi pada ibu yang mengandung dan menyusui harus di pertimbangkan dalam hubungannya dengan gizi anak sebelum lahir dan sewaktu bayi. Gizi ibu menyusui penting untuk memulihkan kondisi ibu pasca persalinan dan gizi ibu menyusui penting untuk  produksi ASI. Ibu menyusui memerlukan tambahan zat gizi yang dibutuhkan untuk memproduksi ASI dan untuk yang akan disimpan dalam ASI ibu sendiri.
Dampak negatif jika gizi pada ibu menyusui tidak mencukupi berpengaruh pada status gizi dan kesehatan ibu, serta menyebabkan ASI yang dihasilkan sangat rendah kualitasnya. Di indonesia banyak budaya serta adat istiadat dimasyarakat yang sudah turun temurun. Diantara banyaknya tradisi dan adat istiadat suatu daerah terdapat banyak mitos mengenai larangan atau anjuran kepada ibu yang sedang melahirkan, menyusui dan ibu nifas. Mitos tersebut tidak selalu benar pada kenyataannya. Banyak mitos yang beredar dimasyarakat yang tidak memiliki alasan yang kuat berdasarkan ilmu kesehatan. Terutama gizi pada ibu menyusui, dimana terdapat banyak mitos seputar makanan yang di larang atau dianjurkan untuk ibu yang sedang menyusui bayinya.
Melihat keadaan tersebut, perlu dilakukan pembenaran atas mitos-mitos yang sudah ada  pada masyarakat. Perlu dilihat dari segi ilmu kesehatan, gizi ibu menyusui dan faktor-faktor yang menguatkan bahwa mitos tersebut benar atau malah akan berdampak buruk bagi ibu maupun bayi.

1.2. Rumusan Masalah
a)      Apakah pantangan makanan akan berpengaruh pada ASI?
b)      Bagaimana hubungan makanan yang dimakan ibu dengan rasa ASI?
c)      Apakah ibu menyusui tidak boleh makan-makanan yang pedas?

BAB II
ANALISA TEORI
2.1 Pengertian ASI
 Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar mamma dari ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang mudah didapat, selalu tersedia, siap diminum tanpa adanya persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai dengan bayi. Air Susu Ibu (ASI) memiliki kandungan zat gizi yang lengkap dan sempurna untuk keperluan bayi serta mengandung zat gizi yang lengkap dan sempurna untuk keperluan bayi serta mengandung zat anti infeksi. Oleh karenanya Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan terbaik dan paling cocok untuk bayi (Perinasia, 2004).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan mendapatkan tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, air teh. Pada pemberian ASI eksklusif pada bayi juga tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim, dan sebagainya (Roesli, 2009).
2.2 Pengertian Nutrisi atau Gizi
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan
meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa.

Keadaan gizi seseorang berkaitan dengan konsumsi makanan, tingkat keadaan gizi yang optimal akan tercapai dengan kebutuhan gizi yang tercukupi. Peranan ASI dipengaruhi oleh asupan makanan. Kebutuhan akan zat gizi tidak sama bagi semua orang. Keseimbangan jumlah dan jenis zat gizi yang dibutuhkan berbagai kelompok orang ditetapkan dalam sebuah daftar yang di revisi setiap lima tahun (Soekirman, 2000).

Gizi dan pola makan ibu menyusui di Indonesia pada umumnya tidak baik,
bahkan sering ibu yang menyusui mendapat gizi dengan mutu yang sama dengan ibu yang tidak menyusui. Oleh sebab itu, kebutuhan gizi ibu yang menyusui tentu saja menjadi semakin meningkat, kebiasaan menyusui yang dilakukan oleh ibu-ibu perlu diperhatikan karena ASI merupakan makanan yang paling sempurna, dimana kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (Depkes RI, 2002).


BAB III
METODOLOGI
3.1. Metode Penelitian

Metode yang saya gunakan adalah metode survey langsung ke lapangan karena dengan cara ini kita dapat mengamati langsung bagaimana keadaan sebenarnya. Selain dengan metode survey saya juga menggunakan metode browsing di internet untuk menambah referensi dan sumber informasi yang lebih luas.

3.2. Pelaksanaan

3.2.1. Wawancara.

Hari / Tanggal             : Minggu, 09 November 2014
Pukul                           : 16.00 WIB
Tempat                        : Di desa Ngujo, kec. Kalitidu Kab.      Bojonegoro
Narasumber                 : Ibu Novi Dwi S.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Kebudayaan pantangan makanan pada ibu menyusui
Ibu  setelah melahirkan tidak diperbolehkan makan-makanan yang pedas,  akan berpengaruh pada  rasa ASI tersebut dan berpengaruh pada kesehatan bayi yang akan mengalami diare. Tidak boleh minum es karena akan menyebabkan bayinya menjadi flu.Tidak boleh makan telur, daging ayam, dan ikan karena menyebabkan rasa amis pada ASI dan nyeri pada daerah genetalia.
4.2 Nutrisi dan gizi yang seharusnya di perlukan oleh ibu menyusui
1. Sumber tenaga (energi)
Untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru, penghematan protein
(jika sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan energi). Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi. Sedangkan zat lemak dapat diperoleh dari hewani (lemak, mentega, keju) dan nabati (kelapa sawit, minyak sayur, minyak kelapa dan margarin).

2. Sumber pembangun (protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak
atau mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum diserap oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena portae. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (ikan, udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu dan keju) dan protein nabati (kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe). Sumber protein terlengkap terdapat dalam susu, telur dan keju, ketiga makanan tersebut juga
mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B.

3. Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin dan air)
Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusui minum air sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali sehabis menyusui). Sumber zat pengatur dan pelindung biasa diperoleh dari semua jenis sayuran dan buah-buahan segar.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Deri di Kecamatan Singkil Tahun 2009 bahwa pantangan/larangan terhadap beberapa jenis makanan relatif tidak baik karena asupan zat gizi ibu menyusui manjadi sangat kurang yaitu sebanyak 91,1% ibu nifas defisit zat besi, sebanyak 73,4% ibu menyusui defisit energi dan sebanyak 26,7% ibu menyusui defisit protein.



BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Kebutuhan Gizi pada ibu menyusui
Periode post partum atau masa nifas/menyusui pada ibu adalah masa dimana seorang ibu yang baru melahirkan mengalami waktu penyembuhan dan perubahankembali ke waktu ke keadaan tidak hamil. Dalam masa menyusui, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dan sebagainya.

Ibu menyusui memproduksi 600-800 ml ASI per hari oleh karena itu diperlukan tambahan kalori sebanyak 500 kkal. Bila tidak diimbangi peningkatan makanan, sumber kalori tersebut diambil dari tubuh ibunya sehingga membahayakan status gizi ibu dan bayinya.

Menurut beberapa pendapat para ahli tidak ada makanan yang secara khusus disarankan bagi ibu menyusui. Mereka harus makan seperti biasanya, dengan menu beragam sesuai pola makan yang seimbang “empat sehat lima sempurna”. Oleh karena ibu menyusui cenderung untuk merasa cepat haus karena sebagian air yang diminum dipakai tubuh untuk memproduksi ASI (87% kandungan ASI adalah air) maka perlu penambahan frekuensi minum sebanyak 4-5 gelas per hari agar tubuh tidak kekurangan cairan. Selain air putih, susu dan buah juga dapat menjadi sumber cairan (Arifin, 2005).

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan
meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa.
Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses memproduksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau pewarna. Disamping itu harus mengandung:

1. Sumber tenaga (energi)
Untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru, penghematan protein
(jika sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan energi). Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi. Sedangkan zat lemak dapat diperoleh dari hewani (lemak, mentega, keju) dan nabati (kelapa sawit, minyak sayur, minyak kelapa dan margarin).

2. Sumber pembangun (protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak
atau mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum diserap oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena portae. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (ikan, udang, kerang, kepiting, daging ayam, hati, telur, susu dan keju) dan protein nabati (kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe). Sumber protein terlengkap terdapat dalam susu, telur dan keju, ketiga makanan tersebut juga
mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B.

3. Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin dan air)
Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusui minum air sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali sehabis menyusui). Sumber zat pengatur dan pelindung biasa diperoleh dari semua jenis sayuran dan buah-buahan segar.

Kebutuhan energi ibu menyusui pada enam bulan pertama kira-kira 700 kkal/hari dan enam bulan kedua 500 kkal/hari sedangkan ibu menyusui bayi yang berumur 2 tahun rata-rata sebesar 400 kkal/hari (Eny dan Wulandari, 2009).
Keadaan gizi seseorang berkaitan dengan konsumsi makanan, tingkat keadaan gizi yang optimal akan tercapai dengan kebutuhan gizi yang tercukupi. Peranan ASI dipengaruhi oleh asupan makanan. Kebutuhan akan zat gizi tidak sama bagi semua orang. Keseimbangan jumlah dan jenis zat gizi yang dibutuhkan berbagai kelompok orang ditetapkan dalam sebuah daftar yang di revisi setiap lima tahun (Soekirman, 2000).

Gizi dan pola makan ibu menyusui di Indonesia pada umumnya tidak baik,
bahkan sering ibu yang menyusui mendapat gizi dengan mutu yang sama dengan ibu yang tidak menyusui. Oleh sebab itu, kebutuhan gizi ibu yang menyusui tentu saja menjadi semakin meningkat, kebiasaan menyusui yang dilakukan oleh ibu-ibu perlu diperhatikan karena ASI merupakan makanan yang paling sempurna, dimana kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal (Depkes RI, 2002).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Deri di Kecamatan Singkil Tahun 2009 bahwa pantangan/larangan terhadap beberapa jenis makanan relatif tidak baik karena asupan zat gizi ibu menyusui manjadi sangat kurang yaitu sebanyak 91,1% ibu nifas defisit zat besi, sebanyak 73,4% ibu menyusui defisit energi dan sebanyak 26,7% ibu menyusui defisit protein.

5.2 Mitos seputar makanan Pada ibu menyusui
1.      Mitos ibu menyusui tidak boleh minum es karena menyebabkan ASI dingin dan bayi pilek Faktanya hal itu tidak berhubungan sama sekali. Suhu ASI dalam payudara tetap hangat 37 derajat celcius. Sebaiknya bila ingin mengkonsumsi es dalam batas yang wajar saja.
2.      Mitos semasa menyusui, ibu harus makan dua porsi lebih banyak Faktanya tidak demikian. Yang penting adalah konsumsi menu seimbang. Bila ibu merasa lapar silakan makan, tetapi berhenti bila sudah kenyang. Perhatikan keseimbangan dan kecukupan gizinya.
3.      Mitos dilarang makan makanan pedas karena akan menyebabkan perut terasa panas dan air susu pun agak pedas rasanya dan menyebabkan mencret pada bayi. Faktanya makanan yang masuk kedalam perut ibu pasti mengalami proses dahulu, yang mengandung sari makanan yang berguna dan yang jadi sampah pasti terpisah. Ketika makanan tersebut diproses menjadi ASI, zat-zat yang terkandung di dalamnya memang sudah siap pakai alias pas untuk diberikan. Jadi sebaiknya memang makanan yang dimakan tidak terlalu banyak mengandung rasa tersebut karena dikhawatirkan bila rasa pedas terlalu banyak akan menyababkan ibu diare yang berakibat jadi dehidrasi dan mengganggu proses menyusui  pada bayi dan , Ahli laktasi menyarankan pada ibu yang sedang menyusui untuk tidak khawatir dikarenakan cita rasa ASI tidak sama 100% dengan makanan yang anda konsumsi sehingga rasanya akan terasa samar atau hambar dan bertahan selama 8 jam.
4.      Mitos banyak mengkonsumsi ikan dapat membuat rasa ASI jadi bau amis atau anyir. Faktanya kandungan zat gizi yang terkandung dalam ikan dan sari laut itu banyak mengandung asam lemak omega 3 yang bermanfaat bagi tubuh, misalkan untuk mengontrol kadar kolesterol darah, mencegah jantung koroner, penyempitan dan pengerasan pembuluh darah
5.      Mitos bayi sakit, ibu yang minum obat. Faktanya bayi yang masih mendapat ASI, saat sakit justru harus semakin banyak diberikan ASI bila perlu frekuensinya ditambah. Tetapi bila ibu yang sakit tentunya harus minum obat, itu pun harus ada rekomendasi dari dokter obat apa yang baik bagi ibu yang menyusui
6.      Mitos bayi perlu tambahan asupan vitamin D
Faktanya produsen susu formula memang menambahkannya pada produk mereka. Namun  bayi lahir dengan hati yang penuh dengan vitamin D serta kebiasaan menjemur bayi setiap  pagi juga membantu ia mendapatkan tambahan vitamin D melalui sinar ultra violet.


BAB VI
PENUTUP
6.1  Ringkasan
Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar mamma dari ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya.
Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses memproduksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Menu makanan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau pewarna. Disamping itu harus mengandung:
1. Sumber tenaga (energi)
Untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru, penghematan protein
(jika sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan energi).
2. Sumber pembangun (protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak
atau mati.
3. Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin dan air)
Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh.
Mitos seputar makanan dan perilaku ibu menyusui
1.      Mitos ibu menyusui tidak boleh minum es
2.      Mitos semasa menyusui, ibu harus makan dua porsi lebih banyak
3.      Mitos dilarang makan makanan pedas
4.      Mitos banyak mengkonsumsi ikan
5.      Mitos bayi sakit, ibu yang minum obat
6.      Mitos bayi perlu tambahan asupan vitamin D

DAFTAR PUSTAKA

http://www.adobe.com/go/reader9_create_pdf