Judul : ADAPTASI FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I,II, & III
link : ADAPTASI FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I,II, & III
ADAPTASI FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I,II, & III
MAKALAH
“ADAPTASI
FISIOLOGIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I,II, & III”
Pembimbing :
Nur Fatimah S.ST
Di Susun Oleh :
1.
Ani Nur Faida (01415001)
2.
Anisya Sri Hana W (01415002)
3.
Diyah Evi Nuraini (01415003)
4.
Intan Ervin Nur’ Aini (01415005)
5.
Lailatul Fitria (01415006)
6.
Lailatun Nikmah (01415007)
7.
Nur Hidayah (01415008)
8.
Sinta Dewi Fortuna (01415010)
9.
Ulfi Nur Dewi (01415011)
DIII KEBIDANAN
SEMESTER II
STIKES INSAN CENDEKIA
HUSADA BOJONEGORO
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul ” Adaptasi
Fisiologis pada Ibu hamil trimester I,II & III”.
Dalam menyusun makalah ini kami tidak dapat lepas dari
kesalahan namun berkat dorongan, didikan dan bimbingan dari semua pihak, maka
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kami sebagai penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Ibu Nur Fatimah S.ST,
selaku dosen mutu pelayanan kebidanan di STIKES ICSADA
Bojonegoro
2.
Teman – teman yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Untuk penyempurnaan kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.
Bojonegoro, 24 Maret 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR
....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Terjadinya Kehamilan ................................................................................ 3
B. Proses Pembentukkan Janin ................................................................................... 4
C. Perkembangan Janin di dalam Rahim
.................................................................... 8
D. Proses Pengeluaran Bayi dan
Plasenta .................................................................. 17
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 19
B. Saran .................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Proses
kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam satu kesatuan yang dimulai
dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu terhadap nidasi, pemeliharaan
kehamilan, perubahan system kardiovaskuler, integument dan metabolism sebagai
persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan untuk
memelihara bayi. Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami
perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya.
Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III
kehamilan.Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem
pencernaan, muskuloskeletal, kardiovaskuler, perubahan sistem integumen, dan
perubahan sistem metabolisme.
Perubahan
pada sistem pencernaan seperti sembelit, mual atau nause, perut kembung
akibat makanan yang tertahan dalam lambung. sistem muskuloskeletal seperti
postur tubuh ibu yang berubah, membuatnya tak nyaman untuk bergerak. Adanya
kram kaki yang sering terjadi pada ibu. sistem kardiovaskuler seperti
peningkatan volume darah yang darah yang dapat menyebabkan terjadinya pre
eklamsi dan terjadi penurunan kadar HB sering menyebabkan anemia fisologis.
Perubahan pada sistem integumen sering terjadi perubahan pada pigmentasi pada
payudara,abdomen,vulva dan muka. Perubahan pada sistem metabolisme terjadi
peningkatan metabolisme basal, ketidakseimbangan yang dapat menyebabkan
berbagai masalah seperti hiperemesis , diabetes, dll.
Memang
adakalanya perubahan yang terjadi tidak begitu nyaman dirasakan. Namun
demikian, selama sifatnya masih fisiologis atau memang normal terjadi dalam
proses kehamilan berlangsung ringan dan tak mengganggu aktivitas, dianggap
normal. Sebaliknya bila gejala-gejala tersebut mulai berlebihan dan menyebabkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengganggu aktivitas dan bahkan
sampai dehidrasi tentu bukan hal yang normal lagi.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem reproduksi
yang dialami ibu hamil ?
2. Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem payudara
yang dialami ibu hamil ?
3. Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem endokrin
yang dialami ibu hamil ?
4. Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem
kekebalan yang dialami ibu hamil ?
5. Apa saja proses adaptasi fisiologi
sistem perkemihan yang dialami ibu hamil
?
6. Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem
pencernaan yang dialami ibu hamil ?
7. Apa saja proses adaptasi fisiologi
sistem musculoskeletal yang dialami ibu
hamil ?
8. Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem
kardiovaskular yang dialami ibu hamil ?
9. Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem
integumen yang dialami ibu hamil ?
10. Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem
metabolisme yang dialami ibu hamil ?
11. Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem BB
(IMT) yang dialami ibu hamil ?
12 Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem
darah dan pembekuan darah yang dialami ibu hamil ?
13. Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem
pernafasan yang dialami ibu hamil?
14. Apa saja proses adaptasi fisiologi sistem
persarafan yang dialami ibu hamil ?
C. Tujuan
Penulisan
Agar
para pembaca menegetahui bagaimana proses adaptasi fisiologi sistem
reproduksi,sistem payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan, sistem
perkemihan, sistem pencernaan, sistem musculoskeletal, sistem kardiovaskular,
sistem integumen, sistem metabolisme, sistem BB (IMT), sistem darah dan
pembekuan darah, sistem pernafasan serta sistem persarafan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM REPRODUKSI
1. Uterus
a) Ukuran
Untuk akomodasi pertumbuhan janin,rahim membesar akibat
hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagenya menjadi
higroskopik, endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup bulan
adalah 30×25×20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000cc.
b) Berat
Berat uterus naik
secara luar biasa dari 30 gram 1000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu).
c) Bentuk
dan konsistensi
Pada bulan-bulan
pertama kehamilan, bentuk rahim seperti buah alpukat. Pada kehamilan empat
bulanberbentuk bulat, sedangkan pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur.
Ukuran rahim kira-kira sebe sar telur ayaam ,pada kehamilan dua bulan sebesar
telur bebek , dan kehamilan tiga bulan sebesar telur angsa . pada minggu
pertama, isthmus rahim hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba
terasa lebih panjang dan terasa lebih lunak (soft),keadaan ini disebut tanda
hegar. Pada kehamilan lima bulan ,rahim teraba seperti terisi cairan ketuban
dan dindingrahim terasa tipis . halite karena bagian-bagian janindapat diraba
melalui dinding perut dan dinding rahim .
d) Posisi
rahim
1. Pada permulaan kehamilan, dalam letak
antefleksi atau retofleksi
2. Pada empat bulan kehamilan ,rahim tetap
berada dalam rongga pelvis.
3. Setelah itu, mulai memasuki rongga perut
yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati.
4. Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya,
lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri (Rustan Mochtar,1998:36).
e) Vaskularisasi
Arteri uterin dan
arteri ovarika bertambah dalam diameter panjang dan anak-anak cabangnya .
pembuluh darah balik (vena) mengembang
dan betambah (Rustam Mochtar,1998:36).
f) Gambaran
besarnya rahim dan tuanya kehamilan .
1.
Pada kehamilan 16 minggu , kavum uteri
seluruhnya diisi oleh amnion dimana desidua kapsularis dan desidua vera
(parietalis) telah menjadi satu . tinggi fundus uteri terletak antara
pertengahan simfisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya .
2.
Pada kehamilan 20 minggu, tinggi fundus
uteri terletak 2-3 jari dibawah pusat .
3.
Pada kehamilan 24 minggu tinggi fundus
uteri terletak setinggi pusat .
4.
Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus
uteri terletak 2-3 jari di atas pusat.menurut Spiegelberg, pada umur kehamilan
ini, fundus uteri dari simfisis adalah 26,7 cm diatas simfisis.
5.
Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus
uteri terletak 3 jari dibawah prosesus sifoideus.
6.
Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus
uteri terletak sama dengan 8 bulan, tetapi melebar kesamping yaitu terletak
diantara pertengahan pusat dan prosesus
sifoideus (rustam moctar,1998:52).(Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan ,Vivian
Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih2014:89-91).
2. Serviks
Uteri
Serviks
bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda goodell.kelenjar endoservikal membesar
dan mengeluarkan banyak cairan mukus. Ole karena pertambahan dan pelebaran
pembuluh darah , warnanya menjadi livid yang disebut yanda Chadwic (rustam
mochtar,1998:35). .(Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan ,Vivian Nanny Lia Dewi dan
Tri Sunarsih2014:89-91 )
Terjadi
hiperkularisasi dan pelunakan pada serviks peningkatan hormone estrogen dan
progesterone. Peningkata lender serviks yang disebut dengan operculum.
Kerapuhan meningkat sehingga mudah berdarah saat melakukan senggama .(Asuhan
kebidanan pada kehamilan fisiologi Ummi Hani,Jiarti Kusbandiyah,Marjati,Rita Yulifah2014:52 )
3. Ovarium (indung telur)
Saat
ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya
plasenta yang mengambil alih pengeluara estrogen dan progestoren (kira-kira
pada kehmilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas berdeameter kurang lebih3
cm). kadar relaksin di sirkulasi maternal dapat di tentukan dan meningkat dalam
trimester pertama . relaksin mempunyai pengaruh menenangkan hinga pertumbuhan
janin menjadi baik hingga aterm(Rutam mochtar ,1998:35). .(Asuhan Kehamilan untuk
Kebidanan ,Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih2014:89-91 )
Tidak
terjadipembentukan folikel baru dan hanya terlihat perkembangan diri korpus
luteum . (Asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologi Ummi Hani,Jiarti Kusbandiyah,Marjati,Rita Yulifah2014:52
4. Vagina dan Vulva
Vagina
dan vulva mengalami perubaha karena pengaruh estrogen. Akibat dari hipervaskularisasi , vagina dan vulva
terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks
di sebt tanda Chadwick (Rustam Mochtar,1998:35).(Asuhan Kehamilan untuk
Kebidanan ,Vivian Nanny Lia Dewi dan Tri Sunarsih2014:89-91 )
Terjadi
peningkatan prodiksi lender oleh mukosa vagina, hipervaskularisasi pada vagina
. (Asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologi Ummi Hani,Jiarti Kusbandiyah,Marjati,Rita
Yulifah2014:52
(Di Susun Oleh : Diyah Evi Nuraini (01415003) )
B. SISTEM PAYUDARA
Payudara
merupakan organ tubuh atas dada spesies mamalia berjenis kelamin betina
,termasuk manusia.payudaraa merupakan organ terpenting bagi seorang
wanita,karna fungsi utamanya adalah memberi nutrisi dalam bentuk air susu bayi
atau balita.
Selama
kehamilan payudara mengalami pertumbuhan tambah membesar,tegang,dan berat
.dapat teraba nodul-nodul akibat hipertrofi alveoli,bayangan vena vena lebih
membiru.Hiperpigmentasi pada puting susu dan areola payudara.apalagi di peras
akan keluar ai susu (kolestrum)berwarna kuning (Rustam,1998:40).
Perkembangan payudara ini terjadi karna pengaruh
hormon saat kehamilan yaitu estrogen,progesteron,dan somatomamotropin.
1. Fungsi hormon yang mempersiapkan
payudara untuk pemberian ASI antara lain
sebagai berikut :
a. Estrogen untuk menimbulkan hipertrofit system
saluran payudara, menimbulkan penimbunan lemak, air, serta garam sehingga
payudara tampak besar, tekanan saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam
menyebabkan rasa sakit pada payudara.
b. Progesteron untuk
mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi menambah sel asinus.
c. Somatomamotropin memengaruhi sel asinus untuk membuat
kasein,laktalbumiin,dan laktoglobulin penimbunan lemak sekitar alveolus
payudara(Hanifa Wiknjosastro,2002:95).
2. Perubahan payudara pada ibu
hamil sebagai berikut :
a. Payudara menjadi lebih besar
b. Areola payudara makin hitam karna
hiperpigmentasi.
c. Glandula montgomery makin tampak menonjol di
permukaan areola mamae.
d. Pada kehamilan 2 12 minggu ke atas puting
susu akan keluar cairan putih jernih(kolostrum)yang berasal dari kelenjar
asinus yang mulai bereaksi.
e. Pengeluaram ASI belum terjadi karna prolaktin
di tekan oleh PIN(prolacctine inhibiting
hormone).
f. Setelah
persalinan ,dan melahirkan plasenta,maka pengaruh
estrogen,progesteron,somatommotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga
prolaktin dapat di keluarkan dan laktasi terjadi(Hanifa Wiknjosastro,2002:95).
(Di Susun Oleh : Lailatul Fitria
(01415006) )
C. SISTEM ENDOKRIN
Kelenjar
endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya
langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati
duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Fungsi kelenjar
endokrin
1.
Menghasilkan hormon yang dialirkan
melalui darah ke jaringan-jaringan yang memerlukan.
2.
Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh.
3.
Merangsang aktivitas kelenjar tubuh.
4.
Merangsang pertumbuhan jaringan.
5.
Mengatur metabolisme, oksidasi, dan
meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.
6.
Memengaruhi metabolisme lemak, protein,
hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
Segi
Kimiawi Hormon.
1.
Hormon stroid : Hormon ini memiliki
struktur kimia berdasarkan pada inti steroid.
Contoh: korteks adrenal
(kortisol dan aldosteron), ovarium (estrogen dan progesteron), testis
(testosteron), dan plasenta (estrogen dan progesteron).
2.
Derivat asam amino tiroksin.
Contoh: tiroksin dan
triiodotironin (kelenjar tiroid), epinefrin dan norepinefrin (medula adrenal).
3.
Protein/peptida.
Contoh: hormon yang di
hasilkan oleh hipofisis anterior, hormon diuretik, dan oksitosin. (Vivian
N.L.D, Sunarsih Tri:2014, 43-44).
Beberapa kelenjar
endrokrin terjadi perubahan seperti berikut :
1.
Kelenjar tiroid: dapat membesar sedikit.
2.
Kelenjar hipofisis: dapat membesar terutama
lobus anterior.
3.
Kelenjar adrenal: tidak begitu
terpengaruh. (Vivian N.L.D, Sunarsih Tri:2014, 101)
Selama
kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar kurang lebih 135%. Akan
tetapi, kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada
perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan lancar.
Hormon prolaktin akan meningkat 10 x lipat pada saat kehamilan aterm.
Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun. Hal ini
juga ditemukan pada ibu-ibu yang menyusui.
Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran
hingga 15,0 ml pada saat persalinan akibat dari hiperplasia kelenjar dan
peningkatan vaskularisasi.
Penganturan konsentrasi kalsium sangat
berhubungan erat dengan magnesium, fosfat, hormon paratiroid, vitamin D, dan
kalsitosin. Adanya gangguan pada salah satu faktor itu akan menyebabkan
perubahan pada yang lainnya. Konsentrasi plasma hormonparatiroid akan menurun pada trimester pertama dan kemudian
akan meningkat secara progresif. Aksi yang penting dari hormon paratiroidini
adalah untuk memesok janin dengan kalsium yang adekuat. Selain itu, juga
diketahui mempunyai peran dalam produksi peptida pada janin, plasenta, dan ibu.
Pada saat hamil dan menyusui dianjurkan untuk mendapat asupan vitamin D 10 mg
atau
.
![](file:///C:\Users\ulfi\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
Kelenjar
adrenal pada kehamilan normal akan mengecil, sedangkan hormon androstenedion,
testosteron, dioksikortikosteron, aldosteron, dan kortisol akan meningkat.
Sementara itu, dehidroepiandrosteron sulfat akan menurun. (Prawirohardjo,
Sarwono: 2010, 186).
(Di Susun Oleh : Intan
Ervin Nur’aini (01415005) )
D. SISTEM KEKEBALAN/IMUN
Sistem
imun adalah suatu organisasi yang terdiri atas sel-sel dan molekul-molekul yang
memiliki paranan khusus dalam menciptakan suatu sistem pertahanan tubuh
terhadap infeksi atau benda asing. Terdapat dua jenis respons imun yang berbeda
secara fundamental, yaitu (1) respons yang bersifat innate (alami / non spesifik), yang berarti bahwa respons imun
tersebut akan selalu sama seberapa pun seringnya antigen tersebut masuk ke
dalam tubuh; dan (2) respons yang bersifat adaptif (didapat/spesifik), yang
berarti bahwa akan terjadi perubahan respons imun menjadi lebih adekuat seiring
dengan semakin seringnya antigen tersebut masuk ke dalam tubuh. (Prawirohardjo, Sarwono: 2010, 98).
Ibu hamil sangat peka terhadap
terjadinya infeksi dari berbagai mikroorganisme. Secara fisiologik sistem imun
pada ibu hamil menurun, kemungkinan sebagai akibat dari toleransi sistem imun
ibu terhadap bayi yang merupakan jaringan semi-alogenik, meskipun tidak
memberikan pengaruh secara klinik. Bayi intra uterin baru membentuk sistem imun
pada usia kemahilan sekitar 12 minggu, kemudian meningkat dan pada kehamilan 26
minggu hampir sama dengan sistem imun pada ibu hamil itu sendiri. Pada
perinatal bayi mendapat antibodi yang dimiliki oleh ibu, tetapi setelah 2 bulan
antibodi akan menurun. Secara anatomik dan fisiologik ibu hamil juga mengalami
perubahan, misalnya pada ginjal dan saluran kencing sehingga mempermudah terjadinya
infeksi (Sarwono, 2010).
Perubahan
sistem kekebalan tubuh pada ibu hamil pada trimester I, II, dan III :
Trimester I:
Peningkatan
pH sekresi vagina wanita hamil membuat wanita tersebut lebih rentan terhadap
infeksi vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh,
kadar imunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah.
Pada ibu
hamil yang terkena virus Parvovirus, saat pemeriksaan darah akan didapatkan Ig
M antibodi dalam 10-12 hari setelah infeksi, dan menetap 3-6 bulan.
Ig G akan
positif beberapa hari setelah Ig M positif menetap seumur hidup. Jika terjadi
wabah 20-3- % anak sekolah akan terinfeksi sehingga keadaan ini mungkin
menyebabkan 50 % perempuan sudah mempunyai kekebalan terhadap virus ini.
Trimester II
Infeksi
virus Parvovirus pada perempuan hamil akan menyebabkan abortus, hidrop nonimun
dan kematian janin dan secara total menyebabkan kegagalan kehamilan sebesar 10%
. Yaegashi (2000) mendapatkan adanya bayi dengan hidrop sebesar 85% pada bayi
yang sudah terinfeksi Parvovirus pada ibu hamil 10 minggu dengan interval
rata-rata 6-7 minggu, dan 80% pada trimester kedua dengan interval rata-rata
20-22 minggu. Di samping itu, dinyatakan masa kritis untuk infeksi ini adalah
pada umur kemahilan 22-23 minggu.
Trimester
III:
HCG dapat
menurunkan respon imun wanita hamil. Selain itu kadar Ig G, Ig A, dan Ig M
serum menurun mulai dari minggu ke-10 kehamilan hingga mencapai kadar terendah
pada minggu ke-30 dan tetap berada pada kadar ini hingga aterm.
(Di Susun Oleh : Intan Ervin Nur’aini (01415005) )
E. SISTEM PERKEMIHAN
Bila
satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan pada kehamilan
tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa
lebih sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar
Pada
minggu-minggu pertengahan kehamilan, frekuensi berkemih meningkat. Hal ini
umumnya timbul antara minggu ke- 16 sampai minggu ke- 24 kehamilan.Pada akhir
kehamilan, bila kepala janin mulai turun kandung kemih tertekan kembali
sehinggal timbul sering kencing.Perubahan struktur ginjal merupakan aktifitas
hormonal [ estrogen dan progesteron ], tekanan yang timbul akibat pembesaran
uterus, dan peningkatan volume darah. Sehingga minggu ke-10 gestasi, pelvis
ginjal dan uretra berdilatasi.
Pada
kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus
dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan. Ginjal wanita harus
mengakomodasi tuntutan metabolism dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga
mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah
besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat
wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada
saat posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus akan
menekan vena kava dan aorta, sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan
darah ibu dan frekuensi jantung janin menurun, begitu jg dengan volume darah
ginjal.
Adaptasi sistem perkemihan
pada ibu hamil :
Trimester
I
Pada
bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga sering timbul
kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus
keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal cukup banyak
berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal meningkat pada
kehamilan.
Bila
satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan pada kehamilan
tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa
lebih sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
Kehamilan
normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus dan aliran
plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.Ginjal wanita harus mengakomodasi
tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga mengekskresi
produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar,
panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat wanita
berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat
posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus akan
menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan
darah ibu dan frekuensi jantung janin menurun, begitu juga dengan volume darah
ginjal.
Trimester
II
Kandung
kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang, karena uterus sudah
mulai keluar dari uterus. Pada trimester 2, kandung kemih tertarik keatas dan
keluar dari panggul sejati kea rah abdomen. Uretra memanjang samapi 7,5 cm
karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil
ditunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi
ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung
kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar
1500 ml. Pada saaat yang sama, pembesaran uterus mennekan kandung kemih,
menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit
urine.
Trimester
III
Pada
akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul keluhan
sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan
kmbali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi
lancar.
Pada
kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi
daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat
kolon rektosigmoid di sebelah kiri.Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan
ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga
memperlambat laju aliran urine.
Contoh
Kasus :
Ny T mengalami keluhan-keluhan pada saat
kehamilannya. Pada bulan awal-awal, Ny T mengalami keadaan yang tidak enak
seperti mual, muntah, dan sering buang air kecil. Pada bulan-bulan pertengahan,
Ny T mengalami pertambahan berat badan yang begitu cepat dan drastis, dan
frekuensi berkemih semakin meningkat dengan semakin membesarnya perut dan
payudara.Pada akhir-akhir kehamilannya, Ny T melihat perubahan- perubahan di
tubuhnya khususnya pada bagian perut tampak batas yang nyata antara bagian atas
yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis.
Analisis
kasus :
Keluhan-keluhan
yang di alami oleh Ny T di sebabkan karena perubahan anatomi dan fisiologi pada
sistem-sistem pada tubuh yakni sistem reproduksi, payudara, system perkemihan
dan system endokrin. Mual, muntah yang di alami oleh Ny T akibat kadar hormon
estrogen yang meningkat sehingga tonus otot-otot traktus digestivus menurun,
sehingga morbilitas seluruh taktus digestivusi juga kurang.
Bila
organ lain seperti perut mengalami pembesaran maka organ lain akan mengalami
tekanan jadi tidak jarang dengan semakin besarnya perut akan mengalami gangguan
perkemihan dengan sering buang air kecil.Berat badan meningkat merupakan hal
yang lumrah untuk menyesuaikan keadaan otot-otot yang semakin melebar agar bisa
menahan berat si bayi, sedangkan payudara membesar untuk mempersiapkan ASI bagi
bayi.Pada bagian perut tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih
tebal dan segmen bawah yang lebih tipis dikarenakan adanya kontraksi otot-otot
bagian atas uterus yang menyebabkan segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan
tipis.
(Di Susun Oleh : Ani Nur Faida (01415001) )
F. SISTEM PENCERNAAN
Rongga Mulut
Salivasi
mungkin akan meningkat sehubungan dengan kesuaran menelan akibat nausea. Gusi
dapat menjadi hiperemis dan melunak, kadang berdarah apabila hanya terkena
cedera ringan, misalnya pada saat gosok gigi. Pembengkakan gusi sangat vaskular
disebut epulis kehamilan yang
terkadang dapat timbul, tetapi secara khas mengecil secara spontan setelah
kelahiran. Keadaan tersebut disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen yang meningkat
atau kadang tejadi pada pengguna kontrasepsi oral dan ibu yang mengalami
defiisiensi vitamin C. Tidak ada bukti yang menjelaskan bahwa kehamilan
mendorong proses pembusukan pada gigi.
Motilitas
Saluran Gastrointestinal
Biasanya
ada penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal yang menimbulkan
pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit usus. Hal ini mungkin
merupakan akibat jumlah progesteron yang besar selama proses kehamilan dan
menurunkan kadar motalin-suatu peptida hormonal yang diketahui mempengaruhi
otot-otot halus (Christofides dkk,1982)-atau keduanya. Pada saat persalinan,
khususnya setelah pemberian analgesik, waktu pengosongan lambung secara khas
sangat memanjang. Bahaya utama anastesi umum adalah regurgitasi dan aspirasi,
baik isi makanan maupun asam lambung.
Hormon
estrogen membuat pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan
pengeluaran air liur yang berlebihan (hipersalivasi), daerah lambung terasa
panas, tejadi mual dan sakit/ pusing kepala terutama pagi hari yang disebut morning sickness. Muntah yang terjadi
pada ibu hamil disebut emesis gravidarum.
Apabila muntah berlebihan dan mengganggu kehidupan sehari- hari disebut hiperemesis gravidarum.
Lambung
dan Esofagus
Pirosis
merupakan kejadian yang umum pada kehamilan, Paling mungkin disebabkan oleh
refluks sekret- sekret asam ke esofagus bagian bawah. Posisi lambung yang
berubah mungkin ikut menyumbang pada seringna terjadi peristiwa ini. Tonus
esofagus dan lambung berubah selama kahamilan dengan tekanan intraesofagus yang
lebih rendah dari tekanan lambung lebih tinggi. Selain itu, pada saat yang
bersamaan peristaltik esofagus mempunyai kecepatan gelombang dan amplitudo yang
rendah (Ulmsten dan Sundstrom, 1978), perubahan- perubahan tersebut menyokong terjadinya
refluks gastroesofageal yang menimbulkan heart
burn.
Usus
Kecil, Besar dan Appendiks
Oleh
karena kehamilan yang berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh uterus
yang membesar ke arah atas dan lateral. Sebagai akibatnya, apendiks sebagai
contoh biasanya bergeser ke arah atas, lateral dan sering kali mencapai
pinggang kanan. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, tonus serta motilitas dari
lambung dan usus berkurang selama kehamilan.
Hormon
progesteron menimbulkan pergerakan usus makin berkurang (relaksasi otot- otot
polos) sehingga makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah
dicerna lebih lama di dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorpsi, tetapi
dapat menimbulkan konstipasi di mana hal ini merupakan salah satu keluhan dari
ibu hamil. Konstipasi dapat juga terjadi karena kurangnya aktivitas/ senam dan penurunan intake cairan.
Hati
Pertambahan
ukuran hati pada beberapa binatang dapat terlihat dengan jelas, tetapi
sebaliknya pada kehamilan manusia, pembesaran hati tersebut tidak dapat
terlihat (Combes dan Adams, 1971). Selain itu, dengan evaluasi histologis hati
yang didapat dengan biopsi, termasuk pemeriksaan dengan mikroskop elektron
menyatakan tidak ada perbedaan yang jelas dari morfologi hati yang terjadi
sebagai respons terhadap kehamilan normal (Ingerslev dan Teilum, 1946).
Perubahan terjadi secara fungsional yaitu dengan menurunnya albumin plasma dan
globulin plasma dalam rasio tertentu. Kejadian ini merupakan kejadiaan yang
normal pada wanita hamil. Pada wanita yang tidak hamil kondisi tersebut dapat
menunjukkan adanya penyakit hati.
Kandung
Empedu
Fungsi
kandung empedu berubah selama kehamilan karena pengaruh hipotoni dari otot-
otot halus. Selama melakukan SC, potter (1936) cukup sering menemukan empedu
teregang namun hipotonik dan aspirat empedu cukup kental. Secara umum diterima
bahwa kehamilan menjadi predisposisi pembentukan batu empedu.
Perubahan
sistem pencernaan yang dirasakan ibu hamil adalah sebbagai berikut:
1. Trimester
I
Pada
bulan- bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan enek (nausea). Hal ini
mungkin dikarenakan kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot- otot
traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga
berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah
dicernakan lebih lama berada dalam usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorbsi,
tetapi menumbulkan konstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama
wanita hamil. Tidak jarang dijumpai adanya gejala muntah (emesis) pada bulan-
bulan pertama kehamilan. Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal dengan morning sickness. Apabila emesis terjadi
terlalu sering dan terlalu banyak dikeluarkan (hiperemesis gravidarum), maka
keadaan ini patologik. Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari
mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam
makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut
mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah
pica (mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi
ataupun adanya suatu tradisi (Hanifa Wiknjosastro, 2002:97).
2. Trimester
II dan III
Biasanya terjadi
konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Salain itu, perut
kembung juga terjadi karaena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga
perut yang mendesak organ- organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus
besar, ke arah atas dan lateral. Wasir (hemoroid) cukup sering terjadi pada
kehamilan. Sebagian besar hal ini terjadi akibat konstipasi dan naiknya tekanan
vena- vena di bawah uterus termasuk vena hemoroidal. Panas perut terjadi karena
terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esofagus bagian bawah.
(Di
Susun Oleh : Nur Hidayah (01415008) )
G. SISTEM MUSKULOSKELETAL
Sistem muskuloskeletal merupakan
penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan.
Pengaruh dari
peningkatan estrogen, progesteron, dan elastin dalam kehamilan menyebabkan
keemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan persedian.
Akibat
dari perubahan fisik selama kehamilan sebagai berikut :
a)
Peregangan otot-otot
b)
Pelunakan ligamen-ligamen
Area yang paling dipengaruhi
perubahan-perubahan tersebut adalah sebagai berikut :
a)
Tulang belakang (curva lumbar yang
berlebihan)
b)
Otot-otot abdominal (meregang keatas
uterus hamil)
c)
Otot dasar panggul (menahan berat badan
dan tekanan uterus)
Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan
titik-titik kelemahan struktural dan bagian bermasalah yang potensional
dikrenakan beban yang menekan kehamilan. Oleh karena itu, masalah portus
merupakan hal biasa dalam kehamilan :
a)
Bertambahnya beban dan perubahan
struktur dalam kehamilan mengubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi.
b)
Ibu
hamil mempunyai kecenderungan besar dalam membentur benda-benda (menghasilkan
memar biru) dan kehilangan keseimbangan (lalu jatuh).
Perubahan
sistem muskuloskeletal yang dirasakan pada ibu hamil hamil adalah sebagai
berikut :
Trimester
I
Pada trimester ini tidak
banyak perubahan pada musculoskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone
estrogen dan progesteron, terjadi relaksasi dari jaringan ikat, kartilago, dan
ligament juga meningkatkan tingkat jumlah cairan synovial. Bersamaan dua
keadaan tersebut meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas persendian.
Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya nomal apabila asupan
nutrisinya khususnya produksi susu terpenuhi. Tulang dan gigi biasanya tidak
berubah pada kehamilan yang normal.
Karena pengaruh hormon
estrogen dan progesteron, terjadi relaksasi dari ligament-ligament dalam tubuh
menyebabkan peningkatan mobilitas dari sambungan/otot-otot pada pelvic.
Bersamaan dangan membesarnya ukuran terus menyebabkan perubahan yang drastis
pada kurva tulang belakang yang biasanya menjadi salah satu ciri pada seorang
ibu hamil. Perubahan-perubahan tersebut dapat meningkatkan ketidaknyamanan dan
rasa sakit pada bagian belakang yang bertambah seiring dengan penambahan umur
kehamilan.
Trimester II dan III.
Hormon progesteron dan hormon relaksasi
menyebabkan relaksasi jaringan ikat otot-otot. Hal ini terjadi maksimal pada
satu minggu terakhir kehamilan. Proses relaksasi ini memberikan kesempatan pada
panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan proses persalinan,
tulang pubis melunak menyerupai tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus
mengendur membuat tulang koksigis bergeser kearah belakang sendi punggul yang
tidak stabil. Hal ini menyebablan sakit pinggang. Postur tubuh wanita secara
bertahab mengalami perubahan karena janin membesar dalam adomen sehingga untuk
mengopensasi penambahan berat ini, bahu lebih tetarik kebelakang dan tulang lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri
punggung pada beberapawanita.
Lordosis progresif merpakan gambaran
yang khas pada kehamilan normal. Untuk menggompensasi posisi anterior uterus
yang semakin membesar, lordosis menggeser pusat grafitasi kebelakang pada
tungkai bawah. Mobiltas sakroliaka, sakrokoksigeal, dan sendi pubis bertambah
besar, serta menyebabkan rasa tidak
nyaman dibawah punggung, khususnya pada ahir kehamilan. Selama trimester ahir,
rasa pea, mati rasa, a lema dialami ole anggota badan atas yang disebabkan
lordosis yang disebabkan fleksi anterior leher dan merosotnya lingka bahu
sehingga menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dan medianus ( Crisp dan deFrancesco, 1964 ). Ligamen
rotundum mengalami hipertrofi dan mendapatan tekanan dari uterus yang
mengakibatkan rasa nyeri pada ligamen tersebut.
( Di
Susun Oleh : Lailatun Nikmah (01415007) )
H. SISTEM KARDIOVASKULAR
Sistem Kardiovaskular
Jantung
merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada, bagian kanan
dan kiri jantung masing-masing memiliki ruang sebelah atas (atrium yang
mengumpulkan darah dan ruang sebelah bawah (ventrikel) yang mengeluarkan darah.
Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu katup
pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar.
Fungsi
sistem kardiovaskuler ( jantung )
Memberikan
dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh
yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan
organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga
jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat.
Sistem
kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang
bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah
mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi.
Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital
seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut.
Komponen
Sistem Kardiovaskular
Sistem
kardiovaskular merupakan suatu sistem transpor tertutup yang terdiri atas:
a) Jantung,
sebagai organ pemompa.
b) Komponen
darah, sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi.
c) Pembululi
darah, sebagai media yang mengalirkan komponen darah.
Perubahan anatomi dan fisiologi adaptasi pada
ibu hamil kardiovaskular
Trimester
I
Sirkulasi
darah itu dalam kehamilan dipengaruhi oleh sirkulasi ke plasenta, uterus yang
membesar pula, uterus yang membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula,
mammae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume
plasenta maternal mulai meningkat pada saat 10 minggu usia kehamilan dan terus
menerus meningkat sampai 30-34 minggu, sampai ia mencapai titik maksimum.
Perubahan rata-rata volume plasenta maternal berkisar antara 20-100%. RBC
meningkat 18% tanpa suplemen-suplemen zat besi dan terjadi peningkatan yang
lebih besar yaitu 30% jika ibu meminum suplemen zat besi. Karena volume plasma
meningkat rata-rata 50% sementara massa RBC meningkat hanya 18-30%, maka
terjadi penurunan hematokrit selama kehamilan normal sehingga disebut anemia
fisiologis.
Tekanan
darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi
penurunandalam perifer vaskuler resistence yang disebabkan oleh peregangan otot
halus oleh progestrone. Tekanan sistolik akan turun sekitar 5-10 mmHg dan
diastolic pada 10-15 mmHg. Selama kehamilan normal cardiac output meningkatkan
sekitar 30-50% dn mencapai level maksimumnya selama trimester pertama atau
kedua dan tetap tinggi selama persalinan.
Hipertropi
(pembesaran atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan
volume darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung
terangkat ke atas dan berotasi ke depan dan ke kiri. Impuls pada apeks, titik
impuls maksimum (point of maksimum impuls/PMII) bergerak ke atas dan lateral
sekitar 1-1,5 cm. Derajat pergeseran tergantung pada lama kehamilan dan ukuran
serta posisi uterus. Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena
pembesaran ukuran serta bertambahanya cardiac output. Hidung tersembat /berdasas
karena pengaruh hormone estrogen dan progesterone terjadi pembesaran kapiler,
relaksai otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.
Trimester
II
Pada
usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses hemodilusi,
setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demmi sedikit naik kembali pada tekanan
darah sebelum aterem. Perbubahan auskultasi mengiringi perubahaqn ukuran dari
posisi jantung, peningkatan volume darah dan curah jantung juga menimbulkan
perubahan hasil uskultasi yang umum terjadi selama masa kehamilan.
Bunyi
splitting S1 dan S2 lebih jelas terdengar. S3 lebih jelas terdengar setelah
minggu ke-20 gestasi. Selain itu murmurejeksi sistoloik tingkat II dapat
didengar didaerah pulmonal. Antara minggu ke-14 dan ke-20, denyut meningkat
perlahan, mencapai 10 sampai 15 kali permenit, kemudian menetap sampai aterm,
dapat timbul palpitasi.
Trimester
III
Selama
kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar antara 5000-12000 dan
mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000
penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi
selama dan setelh melakukan latihan yang berat, distribusi tipe sel juga kan
mengaami perubahan. Pada kehamilan, terutama trimesetr ke-3, terjadi
peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan
monosit.
(Di
Susun Oleh : Anisya Sri Hana W (01415002) )
I. SISTEM
INTEGUMEN
Sehubungan
dengan tingginya kadar hormonal, terjadi peningkatan pigmentasi selama
kehamilan. Keadaan ini sangat jelas terlihat pada kelompok wanita dengan warna
kulit gelap atau hitam dan dapat dikenali pada payudara, abdomen, vulva, serta
wajah. Ketika terjadi pada kulit muka dikenal sebagai chloasma atau topeng kehamilan. Pada wajah biasanya terjadi pada
pipi dan dahi sehingga dapat mengubah penampilan wanita tersebut.
Linea alba
adalah garis putih tipis yang membentang dari simfisis pubis sampai umbilicus,
dapat menjadi gelap yang biasa disebut Linea
nigra. Peningkatan pigmentasi ini akan berkurang sedikit demi sedikit
setelah masa kehamilan.
Tingginya
kadar hormone yang tersirkulasi dalam darah dan peningkatan regangan pada kulit
abdomen, paha, dan payudara bertanggung jawab pada timbulnya garis-garis yang
berwarna merah muda atau kecoklatan pada daerah tersebut. Tanda tersebut bisa
dikenal dengan nama striae gravidarum
dan bisa menjadi lebih gelap warnanya pada multigravida dengan warna kulit
gelap atau hitam. Striae gravidarum ini akan berkurang setelah masa kehamilan
dan biasanya nampak seperti garis-garis yang berwarna keperakan pada wanita
kulit putih atau warna gelap/hitam yang mengilap.
Pada
kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu.
Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh Melanophore Stimulating Hormone
(MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormone yang juga dikeluarkan
oleh lobus anterior hipofisis. Tekadang terdapat deposit pigmen pada dahi,
pipi, dan hidung yang disebut chloasma
gravidarum. Estrogen dan progesterone telah dilaporkan menimbulkan efek
perangsangan melanosit. (Diczfalusy dan Troen, 1961).
Striae Gravidarum
Terjadi
pada bulan-bulan terakhir kehamilan, garis-garis sedikit cekung kemerahan
umumnya timbul pada kulit abdomen, terkadang pada kulit paha dan payudara.
Terjadi pada separuh wanita hamil. Pada wanita multipara sering kali ditemukan
bersamaan dengan sikatriks striae kehamilan sebelumnya (Hanifa Wiknjosastro,
2002: 97-98).
Diastasis Rekti
Terkadang
otot dinding abdomen tidak dapat menahan tegangan yang diberikan kepadanya dan
muskuli rekti terpisah di garis tengah sehingga membentuk diastasis rekti
dengan lebar yang bervariasi. Jika berat banyak bagian dari dinding uterus
anterior yang hanya tertutup oleh kulit, faisa yang menipis, dan peritoneum.
Perubahan-perubahan
Vaskular Kulit
Angioma,
nevus, dan telangiektasis (vascular
spider) timbul pada sekitar 2/3 wanita kulit putih dan kira-kira 10% wanita
kulit hitam selama kehamilan (Bean dkk,1949). Angioma adalah
bintik-bintik/garis menonjol kecil merah pada kulit, khusunya terjadi pada
wajah, leher, dada atas, dan lengan dengan radikel-radikel bercabang keluar
dari badan sentralnya. Paling mungkin disebabkan oleh hiperestrogenia.
Palmar erythema
merupakan bintik-bintik merah pada bagian telapak tangan. Sering ditemukan pada
kehamilan, namun tidak ada arti klinis yang akan segera menghilang setelah
kehamilan berakhir.
Perubahan
sistem integumen yang dirasakan ibu hamil adalah sebagai berikut :
1. Trimester I
a. Palmar eritema (kemerahan ditelapak tangan)
dan spider nevi.
b. Linea alba/nigra.
2. Trimester
II dan III
a. Chloasma dan perubahan warna areola.
b. Striae gravidarum (bulan ke 6-7).
Perubahan
Fisiologis Sistem Integumen pada Ibu hamil
1. Muka
Terjadi perubahan warna bercak
hiperpigmentasi kecoklatan pada kulit di daerah tonjolan maksila dan dahi,
khususnya pada wanita hamil berkulit hitam akibat peningkatan hormone estrogen
dan progesterone, serta hormone melanokortikotropin. Tanda kehamilan yang
terjadi ialah Chloasma gravidarum, ketidaknyamanan fisiologis juga terjadi
chloasma gravidarum. Kebutuhan fisiologis yang dibutuhkan seorang ibu hamil
yaitu:
a. Hindari sinar matahari secara berlebihan saat
hamil.
b. Gunakan bahan pelindung nonalergis.
c. Hindari penggunaan hidrokuinon.
2. Kulit
Hipersensitivitas allergen plasenta. Ketidaknyaman
yang dirasakan ibu hamil yaitu gatal-gatal. Kebutuhan fisiologis yang
dibutuhkan ibu hamil :
a. Gunakan kompres mandi siram air sejuk.
b. Gunakan cara mandi oatmeal.
c. Pertimbangkan penggunaan obat luar atau
antipruritik.
d. Evaluasi jika ada gangguan atau penyakit
kulit.
Peningkatan kelenjar apocrine akibat
peningkatan hormone, kelenjar tersebut meningkat terutama akibat berat badan
dan kegiatan metabolik yang meningkat; peningkatan aktifitas kelenjar sebasea.
Ketidaknyaman yang dirasakan oleh ibu hamil yaitu bertambahnya keringat.
Kebutuhan fisiologis yang dibutuhkan oleh ibu hamil ialah :
a. Pakai pakaian yang longgar
b. Perbanyak minum air putih
c. Mandi secara teratur.
3. Perut
Terdapat garis pigmentasi dari simfisis
pubis sampai ke bagian atas fundus di garis tengah tubuh diinduksi hormone
timbul. Pada primigravida, garis mulai terlihat pada bulan ketiga terus
memanjang seiring dengan meningginya fundus. Pada multigravida, keseluruhan
garis sering kali muncul sebelum bulan ketiga. Terdapat juga tanda regangan
yang timbul pada 50-90% wanita selama pertengahan kedua kehamilan yang dapat
disebabkan oleh kerja adenokortikosteroid, menunjukkan pemisahan jaringan ikat
(kolagen) dibawah kulit. Garis-garis yang sedikit cekung ini cenderung timbul di
daerah dengan regangan maksimum (misalnya, di abdomen, paha dan payudara).
Tanda kehamilan yang terjadi terdapat linea nigra dan alba, serta striae
gravidarum.
Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh ibu
hamil yaitu garis-garis diperut dan payudara. Kebutuhan fisiologis yang
dibutuhkan oleh ibu hamil ialah :
a. Gunakan emollien luar atau antipruritik
menurut indikasinya
b. Gunakan/kenakan pakaian yang menopang
payudara dan abdomen.
(Di
Susun Oleh : Sinta Dewi Fortuna (01415010) )
J. SISTEM METABOLISME
Metabolisme
merupakan proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semua mahkluk hidup
.proses ini merupakaan pertukaran zat ataupun suatu organisme dengan
lngkungannya.Metabolisme berasal dari bahasa yunani yaitu “metabole”yang
artinya perubahan dapat dikatakan bahwa makhluk hidup mendapat,mengolah, dan
mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme umumya mempunyai efek
pada kehamilan karena ibu hamil perlu mendapat makanan bergizi walau dalam
kondisi sehat.
a. metablisme tingkat basal (basal metabolik
rate,BMR) pada wanita hamil meninggi hingga 15-20% terutama pada trimester
akhir .
b. keseimbangan asam alkali sedikit mengalami perubahan konsentrasi
alkali.
c. di butuhkan protein banyak untuk
perrkembangan alat kandungan ,payudara dan badan ibu,serta untuk persiapan
laktasi
d. hidrat arang
e. metabolism lemak terjadi
f. kenaikan berat badan wanita hamil
g. kebutuhan kalori meningkat selama hamil
h. wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi
serta mengandung banyak protein
(Di Susun Oleh : Lailatul Fitria
(01415006) )
K. SISTEM INDEKS MASSA TUBUH ( IMT ) DAN
BERAT BADAN
Cara yang
dipakai untuk menentkan berat badan menurut tinggi badan adalah dengan
menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dengan rumus berat badan dibagi tinggi
badan panggakat 2. Contoh, wanita dengan berat badan sebelum hamil 51 kg dan
tinggi badan 1,57 m. Maka IMT-ny adalah 51/(1,57)2 = 20,7. Nilai IMT
mempunyai rentang sebagai berikut.
19,8-26,6 : normal
< 19,8 : underweight
26,6 - 29,0 : overweight
>29,0 : obesi
Petambahan berat badan ibu hamil
menggambarkan status gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap
bulan. jika terdapat kelambatan alam penambahan berat badan ibu, ini dapat
mengindkasikan adanya mal nutrisi sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan janin
intra-uteri ( intra-uterin growth Retardation-IUGR)
![]() |
...........................
Disarankan pada ibu primigravida untuk
tidak menaikan berat badannya lebih dari 1
kg/bulan.
Perkiraan peningkatan berat badan yang
dianjurkan.
Ø 4
kg pada kehamilan trimester I.
Ø Pada
kehamilan trimester II sampai III, pada perempuan dengan gizi baik dianjurkan
menambah berat badan perminggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan
gizi kurang atau berlebih dianjurkan menambah berat badan perminggu masing-
masing 0,5 kg dan 0,3 kg.
Ø Totalnya
sekitar 15-16 kg.
Tabel
rekomendasi penambahan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks massa
tubuh :
Kategori
|
IMT
|
Rekomendasi (kg)
|
Rendah
|
< 19, 8
|
12, 5 – 18
|
Normal
|
19, 8 - 26
|
11, 5 - 16
|
Tinggi
|
26 - 29
|
7 – 11, 5
|
Obesitas
|
>29
|
≥ 7
|
Gemeli
|
16 – 20, 5
|
|
Penambahan
berat badan selama kehamilan :
Jaringan dan cairan
|
10 minggu
|
20 minggu
|
30 minggu
|
40 minggu
|
Janin
|
5
|
300
|
1500
|
3400
|
Plasenta
|
20
|
170
|
430
|
650
|
Cairan amnion
|
30
|
350
|
750
|
800
|
Uterus
|
140
|
320
|
600
|
970
|
Mammae
|
45
|
180
|
360
|
405
|
Darah
|
100
|
600
|
1300
|
1450
|
Cairan
ekstraselular
|
0
|
30
|
80
|
1480
|
Lemak
|
310
|
2050
|
3480
|
3345
|
Total
|
650
|
4000
|
8500
|
12500
|
Peningkatan
jumlah cairan selama kehamilan adalah suatu hal yang fisiologis. Hal ini
disebabkan oleh turunnya osmolaritas dari 10 mOsm/kg yang diinduksi oleh makin
rendahnya ambang rasa haus dan sekresi vasopresin. Fenomena ini mulai terjadi
pada awal kehamilan. Pada saat aterm ±
3,5 l cairan berasal dari janin, plaenta, dan cairan amnion, sedangkan 3 liter
lainnya berasal dari akumulasi peningkatan volume darah ibu, uterus, dan
payudara sehingga minimal tambahan cairan selama kehamilan adalah 6,5 l.
Penambahan tekanan vena dibagian bawah uterus dan mengakibatkan oklusi parsial
vena kava yang bermanifasi pada adanya pitting edema dikaki dan ditungkai
terutama pada akhir kehamilan. Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial
juga akan menyebabkan odema pada akhir kehamilan.
(Di Susun Oleh :
Lailatun Nikmah (01415007) )
L. SISTEM DARAH DAN PEMBEKUAN DARAH
Darah
mengangkut oksigen, karbondioksida, nutrisi dan hasil metabolisme ke seluruh
tubuh. Selain itu darah juga berfungsi sebagai alat keseimbangan asam basa,
perlindungan dari infeksi, dan merupakan pemelihara suhu tubuh.
Darah terdiri dua komponen yaitu plasma dan sel-sel darah. Sel-sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit.
Volume plasma meningkat kira-kira 40-45% pada minggu ke-6 kehamilan Sehingga terjadi pengenceran darah ( hemodilusi ) dengan puncaknya pada umur kehamilan 32 – 34 minggu dengan perubahan kecil setelah minggu tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme ibu dan janin. Peningkatan ini erat hubungannya dengan berat badan bayi. Ibu dengan kehamilan ganda akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar daripada ibu dengan kehamilan biasa.
Serum darah (volume darah) bertambah 25 – 30 % dan sel darah bertambah 20 %. Massa sel darah merah terus naik sepanjang kehamilan. Hemotokrit meningkat dari TM I – TM III.
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni bekisar
antara 5.000-12.000 /µl dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan maa
nifas berkisar 14.000-16.000 / µl. Penyebab peningkatan ini belum diketahui.
Pada kehamilan, terutama trimester ke-tiga, terjadi peningkatan granulosit dan
limfosit. Pada awal kehamilan aktivitas alkalin fosfatase juga meningkat.
Peredaran darah dipengaruhi oleh faktor :
1. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan dalam rahim.
2. Terjadi hubungan langsung antara arteri & vena pada sirkulasi retro – plasenter.
3. Pengaruh Hormon Progesteron dan estrogen.
Pembekuan/Koagulasi
Perubahan pada kadar fibrinogen, faktor-faktor pembekuan dan platelet selama kehamilan berakibat pada peningkatan kapasitas untuk pembekuan, dengan akibat peningkatan risiko terjadinya DIC (Disseminated Intravascular Coagulation) seperti yang terjadi pada komplikasi-komplikasi antara lain molahidatidosa dan abrupsiv plasenta/solusio plasenta.
(Di
Susun Oleh : Ulfi Nur Dewi (01415011) )
I. SISTEM
PERNAFASAN
Usaha
pernapasan ibu harus meningkat pada kehamilan untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan metabolik jaringan ibu dan janin. Pada akhir kehamilan, konsumsi
oksigen meningkat sebesar 16-20%. Sistem pernapasan juga di pengaruhi oleh
velume uterus yg membesar. Dalam hal cadangan fisiologis,stres yg di timbulkan
oleh kehamilan pada sistem pernapasan lebih kecil di bandingkan dg peningkatan
yg dapat di ukur saat olahraga. Dampak klinis dari perbedaaan ini aalah bahwa
pasien dg penyakit pernapasan lebih kecil kemungkinannya mengalami perburukan i
bandingkan dg mereka yg mengidap penyakit
jantung.
Pada
awal kehamilan,dan demikian bukan di sebabkan oleh tekanan dari uterus,
diafragma terdorong ke atas sebanyak 4 cm (de Swiet,1998). Gerakan respirasi
diafragma meningkat dan terjadi peningkatan pelebaran (pemekaran)iga bagian
bawah (peningkatan sudut substernal dari 68 derajat pada awal kehamilan menjai
103 derajat pada akhir kehamilan)(Thomson & Cohen, 1938).
Diafragma
melakukan sebagian besar kerja respirasi; bernapas lebih bersifat torakalis
daripada abdominalis. Pengaruh hormon menyebabkan otot dan tulang rawan di
regio toraks melemas sehingga toraks melebar. Penurunan compliance dinding
toraks menyebabkan dinding toraks dapat bergerak semakin ke dalam sehingga udara
yg terperangkap lebih sedikit dan volume residual menurun.
Progesteron
menurunkan kepekaan kemoreseptor perifer dan sentral untuk karbon dioksida
(Skatrud, Dempsey, & Kaiser, 1978). Hal ini berarti dorongan pernapasan
(respiratory rive) terpicu pada kadar kardon dioksida yang lebih rendah
sehingga wanita hamil bernapas lebih dalam. Seiring dg peningkatan kadar
progesteron selama kehamilan, peningkatan responsivitas terhadap PCO2
menyebabkan tidal volume (volume alun panas) dan, g demikian, volume per menit
(minute volume) meningkat. Oleh karena itu, hiperventilasi (peningkatan volume
alun) merupakan hal normal pada kehamilan. Konsumsi oksigen meningkat, tetapi
tekanan oksigen arteri tidak berubah.
Pada
kehamilan, frekuensi pernapasan tidak berubah, tetapi ventilasi per menit
meningkat 40% karena volume alun napas meningkat; hal ini sudah mulai tampak
sedini kehamilan 7 minggu. Hiperventilasi ini melebihi peningkatan konsumsi
oksigen.Efisiensi pertukaran gas di alveolus sangat meningkat apabila yang
meningkat volume alun napas dibandingkan dengan frekuensi pernapasan. Ventilasi
alveolus semakin ditingkatkan oleh berkurangnya volume residual. Sekitar 150 ml
udara inspirasi tetap berada di saluran napas atas dan tidak terjadi pertukaran
gas (hal ini dikenal sebagai ruang mati anatomis atau anatomical dead space).
Walaupun pada kehamilan ruang mati meningkat sebesar sekitar 60 ml karena
dilatasi bronkiolus halus, ventilasi alveolus netto meningkat. Peningkatan
volume alun napas berarti kapasitas residual fungsional berkurang sehingga
lebih banyak udara segar yang bercampur dengan volume udara sisa (yang
jumlahnya semakin berkurang) yang tertinggal di paru.
Dengan
demikian, ventilasi pada kehamilan meningkat sekitar 70% yang menyebabkan
peningkatan efisiensi pencampuran gas sehingga pertukaran gas menjadi lebih
mudah karena gradien difusi meningkat. Peningkatan gradien konsentrasi karbon
dioksida antara darah ibu dan janin membantu penyaluran karbon dioksida
menembus plasenta dan mungkin penting pada keadaan yang merugikan. Progesteron
meningkat kadar karbonat anhidrase di sel darah merah sehingga efisiensi
pemindahan karbon dioksida semakin tinggi.
Tekanan
parsial oksigen pada ibu sedikit meningkat (dari 95-100 mmHg menjadi 101-106
mmHg) dan kadar karbon dioksida menurun (dari 35-40 mmHg menjadi 26-34 mmHg).
Peningkatan ringan PO2 tidak banyak berefek pada saturasi hemoglobin. Namun,
postus memengaruhi kadar oksigen alveolus; posisi telentang pada akhir
kehamilan menyebabkan tekanan oksigen alveolus menurun dibandingkan dengan
posisi duduk. Perubahan oksigenasi alveolus ini mungkin kurang bermakna bagi
janin walaupun mungkin dapat menjadi kompensasi apabila ibu berada di tempat
yang tinggi.
Perjalanan
udara dikaitkan dengan peningkatan dispnea dan frekuensi pernapasan. Penurunan
kadar karbon dioksida pada kehamilan menyebabkan alkalosis respiratorik ringan.
Perubahan pH memengaruhi kadar kation dalam darah, misalnya natrium, kalium,
dan kalsium, yang membantu pemindahan melalui plasenta dan meningkatan penyediaan
bagi pertumbuhan janin.Terjadi kompensasi metabolic berupa peningkatan ekskresi
ion bikarbonat oleh ginjal. Penurunan bikarbonat serum menyebabkan pH ibu
meningkat ke batas atas rentang fisiologis, dari 7,40 menjadi 7,45. Dengan
demikian, kemampuan ibu untuk mengompensasi asidosis metabolik menurun, yang
mungkin menimbulkan masalah pada persalinan lama atau apabila terjadi penurunan
perfusi jaringan.Progeteron memiliki efek local pada tonus otot polos jalan napas
dan pembuluh darah paru. Kapasitas difusi adalah tingkat kemudahan gas menembus
membrane paru. Pada awal kehamilan, kapasitas difusi menurun mungkin karena
efek estrogen pada komposisi mukopolisakarida dinding kapiler, yang
meningkatkan jarak difusi (de Swiet, 1998b). Efek ini mungkin berlangsung selama
beberapa bulan setelah persalinan. Peningkatan retensi air di jaringan paru
juga menyebabkan penurunan kapasitas difusi.
Terjadi
peningkatan closing volume yang mengisyaratkan diameter saluran napas kecil
berkurang, hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan cairan paru. Penurunan
efisiensi pemindahan gas paru dikompensasi secara parsial oleh relaksasi otot
polos bronkiolus yang dipicu oleh progesterone, yang menurunkan resistensi
saluran napas. Penurunan resistensi saluran napas berarti aliran udara
meningkat. Prostaglandin juga mempengaruhi otot polos bronkiolus. Prostaglandin
F2a, yang meningkat sepanjang kehamilan adalah konstriktor otot polos,
prostaglandin E1 dan E2, yang meningkat pada trimester ketiga, merupakan
dilator otot polos.
Bagaimana
mereka mempengaruhi efisiensi pernafasan pada kehamilan masih belumlah jelas,
walaupun apabila digunakan menginduksi abortus terapetik prostaglandin F2a
dapat menyebabkan asma pada wanita yang rentan (Kreisman, van de Weil &
Mitchell, 1975).
Usaha/
kerja bernafas mungkin tidak berubah karena penurunan risistensi jalan napas
mengkompensasi kongesti dikapiler dinding bronkus. Banyak wanita hamil
mengalami dispnea, yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan kecemasan, sering
pada awal kehamilan sebelum terjadi perubahan dalam tekanan intra abdomen. Hal
ini dikaitkan erat pada PCO2 dan mungkin disebabkan oleh hiperventilasi (de
Swiet, 1998b). kapiler di saluran napas akan mengalami pembengkakan yang dapat
menimbulkan kesulitan bernafas melalui hidung dan memperparah infeksi saluran
napas.
Perubahan
laring dan edema pita suara yang disebabkan oleh dilatasi vascular dapat
menyebabkan suara serak dan lebih berat, serta batuk menetap. Pada kasus yang
berat, perubahan berupa penebalan laringini dapat menyebabkan penyulit apabila
akan dilakukan intubasi, misalnya pada anestesia. Pada kehamilan, volume
ekspirasi paksa pada 1 detik dan laju arus puncak biasanya tidak
terpengaruh.Saat persalinan, nyeri menyebabkan peningkatan volume alun napas dan frekuensi pernafasan (efek ini
dihilangkan oleh anesthesia epidural yang efektif). Pada kala dua, kebutuhan
otot menyebabkan asidosis metabolik (peningkatan produksi laktat dan piiruvat).
Hal ini sedikit banyak diimbangi oleh alkalosis respiratorik akibat
hiperventilasi (Blackburn & Loper, 1992)
(Di
Susun Oleh : Anisya Sri Hana W (01415002) )
N. SISTEM
PERSARAFAN
Sistem
persarafan dan sistem hormonal marupakan bagian- bagian tubuh yang saling
berkomunikasi dan saling berhubungan. Sistem ini mempunyai kemampuan untuk
mengoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan
lingkungan sekitarnya. Sistem persarafan mengatur kebanyakan aktivitas sistem-
sistem tubuh lainnya. Pengaturan sistem tersebut memungkinkan terjalinnya
komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi
sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah terdapat segala fenomena
kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk
dapat memahami, mempelajari dan merespons suatu rangsangan merupakan hasil
kerja terintegrasi sistem persarafan yang mencapai puncaknya dalam bentuk
kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem Persarafan
Secara Stuktural :
1.
Sistem limbik
Istilah limbik (limbus)
“batas” atau “tepi”. Bagian yang termasuk dari sistem limbik adalah nukleus dan
terusan batas traktus antara serebri serta diensefalon yang mengelilingi korpus
kolasum. Secara fungsional sistem limbik berkaitan dengan hal- hal berikut:
respon emosional yang mengarah ada tingkah laku individu, suatu sadar terhadap lingkungan,
memberdayakan fungsi intelektual korteks serebri secara tidak sadar dan
memfungsikan secara otomatis batang otak untuk merespon keadaan, memfasilitasi
penyimpanan memori dan menggali kembali simpanan memori yang diperlukan, dan
merespon suatu pengalaman dan ekspresi dalam perasaan, terutama reaksi takut,
marah dan emosi yang berhubungan dengan perilaku seksual.
2.
Saraf Kranial
Terdapat 12 pasang
saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi. Saraf-
saraf tersebut adalah olfaktorus (I), optikus (II), okulomotorius (III),
troklearis (IV), trigeminus (V), abdusens (VI), fasialis (VII),
vestibulokoklearis (VIII), glosofaringeus (IX), fagus (X), aksesorius (XI),
hipoglosus (XII),.
3.
Saraf Spinal
Saraf- saraf pada
manusia dewasa berukuran panjang sekitar 45 cm dan lebar 44 mm. Pada bagian
permukaan dorsal dari saraf spinal terdapat alur yang dangkal secara
longitudinal pada bagian medial posterior berupa sulkus dan bagian yang dalam
dari anterior berupa fisura.
4.
Saraf Otonom
Sistem saraf otonom merupakan
sistem persarafan campuran. Serabut- serabut aferennya membawa masukkan dari
organ- organ viseral (berkaitan dengan pengaturan denyut jantung, diameter
pembuluh darah, pernapasan, pencernaan, rasa lapar, mual, pembuangan dan
sebagainya).
Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem persarafan
pada Ibu Hamil :
Trimester I
a.
Perubahan
pada telinga, hidung dan laring terjadi karena perubahan gerak cairan dan
permeabilitas pembuluh darah.
b.
Persepsi
bau dan rasa erat kaitannya dan penurunan sensitifitas bau mungkin terjadinya
perubahan sensasi dan perubahan makanan yang lebih disukai.
c.
Perubahan
dalam persepsi rasa mungkin disebabkan rasa pusing dan perasaan tidak suka
terhadap makanannya, terutama untuk makanan yang rasanya pahit selama
kehamilan.
d. Ibu hamil mengalami kesulitan untuk mulai
tidur, sering terbangun, jam tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi
tidur yang mulai berkurang.
e. Nyeri
kepala ringan, rasa ingin pingsan, dan bahkan pingsan (sinkop) sering terjadi
pada awal kehamilan.
2.
Trimester
II
a.
Nyeri kepala akibat ketegangan umum timbul saat ibu
merasa cemas dan tidak pasti tentang kehamilannya. Nyeri kepala dapat juga
dihubungkan dengan gangguan penglihatan, sinusitis, atau migran.
b.
kram tungkai disebabkan pembesaran uterus memberikan
tekanan pada pembuluh darah panggul yang dapat mengganggu sirkulasi dan saraf
yang menuju ektremitas bagian bawah.
c.
masalah neuromuskular seperti kram otot/ tetani
akibat kekurangan kalsium (hipoklasemia)
d.
Meralgia
Paresthetica (kesakitan, mati rasa, berkeringat, terasa gatal di daerah paha),
bisa disebabkan oleh tekanan uterus pada saraf kutan lateral femoral.
e.
Pusing
dan perasaan seperti melihat kunang-kunang disebabkan oleh hipotensi supine
syndrome (vena cava sindrom). Hal ini terjadi karena ketidakstabilan vasomotor
dan hipotensi postural khususnya setelah duduk atau berdiri dengan periode yang
lama.
3.
Trimester
III
a.
Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat
tarikan pada saraf atau kompresi akar syaraf
b.
rasa
sering kesemutan atau acroestresia pada ekstremitas disebabkan postur tubuh ibu
yang membungkuk.
c.
Edema yang melibatkan saraf perifer dapat
menyebabkan carpal tunel syndrom selama trimester akhir kehamilan. Edema
menekan saraf median di bawah ligamentum karpalis pergelangan tangan. Sindrom
ini ditandai parestesia (sensasi abnormal seperti rasa terbakar atau gatal
akibat gangguan pada sistem saraf sensori) dan nyeri pada tangan yang menjalar
ke siku.
d.
Pembengkakan yang melibatkan saraf pherifera dan
tangan. Pembengkakan tersebut menekan saraf median dibawah ligmen persendian
antara lengan dan tangan.
e.
Akroestesia ( kaku dan gatal di tangan ) yang timbul
akibat posisi bahu yang membungkuk. Keadaan ini berkaitan dengan tarikan pada
segmen fleksus brachialis.
(Di Susun Oleh : Nur Hidayah
(01415008) )
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada
wanita hamil terjadi perubahan-perubahan fisiologis yang sangat spesifik, mulai
dari perubahan sistem reproduksi, sistem payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan,
sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal,sistem kardiovaskular,
sistem integumen, sistem metabolisme, sistem IMT (BB), sistem darah dan
pembekuan darah, sistem pernafasan dan sistem persarafan. Dan
perubahan-perubahan yang terjadi saling berhubungan satu dengan yang lain. Perubahan ini merupakan hal yang wajar dan
normal yang tidak perlu ditakuti. Perubahan-perubahan yang terjadi selama
kehamilan akan kembali seperti keadaan sebelum hamil, setelah proses persalinan
dan menyusui selesai.
B. Saran
Perubahan
fisiologis adalah respon tubuh karena
adanya pembuahan atau fertilisasi yang terjadi didalam uterus yang bertujuan
untuk mempertahankan hasil pembuahan agar tetap hidup dan berkembang. Peristiwa
ini normal dan wajar terjadi kemudian akan kembali seperti semula keadaan
semula beberapa minggu. Selain itu menyusui juga dapat membantu mempercepat
pemulihan kondisi tubuh, karena menyusui menyebabkan rahim berkontraksi dan
mempercepat kembalinya ke ukuran normal.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
yang kami susun tersebut. Kami selaku penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran yang tentunya membangun kepada kami, demi mencapainya.
Semoga makalah ini dapat menjadi
referensi bagi semua pihak untuk dapat lebih mengembangkan ilmu asuhan
kebidanan khusunya asuhan kehamilan.
DAFTAR
PUSTAKA
Djojodibroto,
Darmanto. 2009. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta : EGC
Coad,
Jane dan Dunstall, Melvyn. 2007. Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta :
EGC
Kamaruddin.
Februari 2009
Vivian Nanny Lia Dewi, Sunarsih
Tri.2011. Asuhan Kehamilan untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Muttaqin Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
http://carinfomu.blogspot.com/2015/01/perubahan-anatomi-dan-adaptasi.html
Prawirohardjo,
Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat.
Jakarta. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
1 komentar:
bagaimana dengan gambaran jumlah leukosit pada ibu yang sedang hamil antara trimester I,II, dan II?
mohon penjelasannya!